Mohon tunggu...
Gregorius Nyaming
Gregorius Nyaming Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Hanya seorang anak peladang

Seorang Pastor Katolik yang mengabdikan hidupnya untuk Keuskupan Sintang. Sedang menempuh studi di Universitas Katolik St. Yohanes Paulus II Lublin, Polandia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memasuki Masa Adven, Mari Meneladan Yohanes Pembaptis

28 November 2021   19:45 Diperbarui: 28 November 2021   19:48 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Umat Israel memandang Yohanes Pembaptis sebagai Mesias atau Elia atau seorang nabi yang akan datang karena mereka pernah mengalamai masa-masa sulit dalam hidup mereka. Masa pembuangan adalah saat-saat sulit tersebut. Dalam saat-saat seperti itu mereka menantikan seorang Mesias yang bisa menyelamatkan mereka dari perbudakan. Namun, siapakah Mesias itu? Kapan Mesias itu akan datang?

Dalam sejarah Perjanjian Lama berulang kali muncul para nabi. Kemunculan mereka menumbuhkan harapan bahwa merekalah Mesias yang dinantikan itu. Tetapi, yang dinanti-nanti pun tak kunjung tiba. Para nabi hanya menjadi perpanjangan mulut Allah untuk meneguhkan harapan umat yang sedang dalam penganiayaan. Mereka mewartakan bahwa akan datang saatnya dimana Mesias yang dinantikan itu akan datang menyelamatkan umat Israel.

Sejarah pun berlanjut ke zaman Perjanjian Baru. Situasi umat pun masih saja tidak menentu. Ada krisis identitas nasional. Ajaran nenek moyang bahwa mereka bangsa terpilih makin menjauh dari kenyataan sehari-hari. Umat mengalami kekecewaan, apatis.

Satu-satunya harapan yang meneguhkan mereka untuk terus melangkah ialah Mesias yang bakal datang. Yang Terurapi, utusan Yang Maha Kuasa akan datang untuk memimpin mereka. Kedatangan-Nya juga akan mengakhiri zaman ini dan mengawali era baru. Itulah saatnya bangsa terpilih akan dipimpin sang Mesias baru ini ke dalam tanah terjanji.

Dalam konteks ini dapat dipahami ketika Yohanes Pembaptis muncul ke hadapan umum. Orang Yahudi dari Yerusalem langsung mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepada Yohanes untuk menanyakan "siapakah dia?". Yohanes menjawab mereka bahwa dia bukan Mesias. Dia juga bukan Elia. Bukan juga nabi yang akan datang seperti yang diyakini mereka yang bertanya kepadanya. Tetapi dia hanyalah suara orang yang berseru-seru: Di padang gurun luruskanlah jalan bagi Tuhan!

Mengapa mereka menganggap Yohanes sebagai Elia atau sebagai nabi yang akan datang? Dalam tradisi Perjanjian Lama ada kepercayaan bahwa nabi besar Elia, yang sudah diangkat ke surga (2 Raj. 2:1-18) akan datang kembali.

Yohanes Pembaptis sering dianggap sebagai nabi Elia yang kini telah kembai ke dunia. Anggapan itu berangkat dari cara hidup Yohanes Pembaptis sendiri yang mirip dengan nabi Elia. Cara berpakaiannya yakni mengenakan jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit (Markus 1:6), mirip dengan cara berpakaian nabi Elia. Namun, Dia menyangkal anggapan tersebut. Dia menyatakan bahwa dirinya bukan Elia (Yoh 1:21).

***

Apa pelajaran yang bisa dipetik dari tindakan jujur dan rendah hati Yohanes Pembaptis ini? Yohanes Pembaptis menyadari bahwa tugas utamanya ialah menyiapkan jalan bagi Tuhan. Tidak lebih dari itu. Dalam dirinya tidak ada niat untuk melebihi Sang Juruselamat yang akan datang. Ketika ditanya siapakah engkau?, ia mengaku dan tidak berdusta kalau dia bukan Mesias, bukan Elia, juga nabi yang akan datang.

Seandainya hatinya dipenuhi niat untuk memegahkan diri, dia bisa dengan lantang dan bangga mengaku bahwa dialah Mesias atau Elia atau nabi yang akan datang. Tetapi semua itu tidak ia lakukan karena ia menyadari kalau dirinya hanyalah utusan Allah yang mempersiapkan kedatangan Dia yang lebih besar daripadanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun