Mohon tunggu...
Gregorius Nyaming
Gregorius Nyaming Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Hanya seorang anak peladang

Seorang Pastor Katolik yang mengabdikan hidupnya untuk Keuskupan Sintang. Sedang menempuh studi di Universitas Katolik St. Yohanes Paulus II Lublin, Polandia.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Menulis di Kompasiana sebagai Estetika Eksistensi

16 Agustus 2021   16:43 Diperbarui: 16 Agustus 2021   17:39 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo Kompasiana. Sumber: Kompasiana.com

Saya ingin menambahakn satu hal lain, yang menurut saya juga penting untuk diperhatikan dalam proses pembentukan diri. Yakni soal kejujuran terhadap diri sendiri. Maksudnya jujur pada diri sendiri bahwa ada beberapa KATEGORI di K yang berada diluar kemampuan diri untuk menuliskannya.

Saya sendiri, misalnya, dengan sangat jujur mengakui kalau sama sekali tidak memiliki bakat dalam menulis puisi, cerpen maupun novel (Fiksiana). Sadar akan hal tersebut, saya tidak pernah mau memaksakan diri untuk menulis puisi, cerpen ataupun novel. Ketimbang memaksakan diri lebih baik saya mencukupkan diri dengan penjadi penikmat puisi, cerpen dan novel dari rekan-rekan Kompasianer yang ahli dalam bidang tersebut.

Kejujuran pada diri sendiri inilah yang barangkali dimaksudkan oleh Foucault bahwa dalam melukis hidupnya, seseorang kadang-kadang harus mundur agak jauh agar keindahan lukisan bisa tampak.

Akhirnya, Foucault juga mengingatkan bahwa satu hal penting yang juga mesti diingat oleh manusia dalam melukis eksistensinya ialah bahwa mereka hidup dalam diskursus tertentu: diskursus ruang dan waktu, sejarah, kebudayaan, agama dan keyakinan, pendidikan dan pengetahuan, dan lain-lain. Diskursus tersebut menjadi guru dan pengalaman bagi hidupnya agar bisa semakin matang, benar dan baik.

Semua diskursus ini tidak pernah berhenti menjadi bingkai-bingkai hidup seorang manusia. Oleh karena itu, perbedaan pendapat dan salah paham tentang masalah-masalah tertentu rasanya mustahil untuk dapat dielakkan. Akan tetapi, karena lewat menulis kita sedang melukis hidup kita sendiri agar bisa memberi manfaat dan kebaikan bagi sesama, maka tidak ada ruang untuk merendahkan eksistensi sesama penulis.

Salam. Semoga bermanfaat.

Referensi:

Konrad Kebung, Michel Foucault: Kuasa Versus Rasionalitas Modernis (Revaluasi Diri Secara Kontinu), (JURNAL LEDALERO, Vol. 16, No. 1, Juni 2017, hlm. 55-73).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun