Mohon tunggu...
Gregorius Nyaming
Gregorius Nyaming Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Hanya seorang anak peladang

Seorang Pastor Katolik yang mengabdikan hidupnya untuk Keuskupan Sintang. Sedang menempuh studi di Universitas Katolik St. Yohanes Paulus II Lublin, Polandia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Beberapa Seni dan Budaya dalam Suku Dayak Desa

21 Juli 2020   05:56 Diperbarui: 21 Juli 2020   05:55 1265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tempat khusus yang digunakan saat bekejang. Sumber: Dokumen pribadi.

Seorang tokoh adat sedang bekana dalam sebuah upacara adat. Sumber: Dokumen pribadi.
Seorang tokoh adat sedang bekana dalam sebuah upacara adat. Sumber: Dokumen pribadi.

Bekejang

Bekejang merupakan salah satu tradisi yang masih hidup sampai hari ini di kalangan suku Dayak Desa. Bekejang sejatinya merupakan syukuran atas hasil panen yang melimpah, namun sekaligus juga sebagai bentuk permohonan agar tahun berikutnya hasil panen lebih baik lagi. 

Bagaimana bekejang dilakukan? Dalam upacara ini ada satu benda yang memainkan peranan sentral. Benda ini ialah sebuah tempat khusus yang dirancang menyerupai sebuah rumah.

Fungsinya ialah untuk menyimpan tuak yang sudah di simpan dalam sebuah mangkok yang berukuran sedang. Di dalam mangkok tuak itu akan ditaruh sebuah uang logam. Selama bekejang, tempat khusus ini akan dibungkus dengan kain adat dan ditambah hiasan-hiasan lainnya.

Sebagai sebuah bentuk syukuran, kana memainkan peranan yang sangat penting dalam bekejang. Puji dan syukur atas hasil panen semuanya terungkap dalam buah kana tersebut. Setelah kana selesai, maka mangkok tuak akan diedarkan. Mereka yang menerimanya harus meminum tuak yang ada dalam mangkok itu sampai habis.

Tempat khusus yang digunakan saat bekejang. Sumber: Dokumen pribadi.
Tempat khusus yang digunakan saat bekejang. Sumber: Dokumen pribadi.

Dewasa ini, bekejang tidak hanya dilakukan selama pesta syukuran lepas panen (gawai). Dalam beberapa pesta gerejawi bekejang juga kadang ditampilkan.

Referensi

1. John Bamba (ed.), Keberagaman Subsuku dan Bahasa Dayak (Pontianak: Institut Dayakologi, 2008).

2. https:// ibanology. wordpress.com /2013/06/17/ngajat-iban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun