Berlandaskan pada pemahaman tersebut, setiap dimensi kehidupan manusia Dayak dibangun berdasarkan keyakinan perlunya harmoni dan wajib dipertahankannya hal tersebut  agar kehidupan manusia sejahtera secara jasmaniah dan rohaniah.
Sejak kelahirannya, manusia Dayak berupaya membangun harmoni ini melalui pelaksanaan ritual-ritual yang menunjukkan kerinduan mendasar mereka untuk hidup harmonis.
Oleh karena itu, pelbagai ritual mengisi kehidupan manusia Dayak. Saat kelahiran, turun tanah, dan mandi pertama kali di sungai, dst.. disertai dengan ritual-ritual yang maknanya antara lain untuk membangun harmoni dengan yang ilahi, alam sekitar, dan sesama manusia.
Pada saat orang sakit, dilakukan ritual penyembuhan atau ritual tertentu untuk mencari tahu kalau-kalau harmoni ini tercederai oleh yang bersangkutan atau keluarganya. Sebuah ritual khusus menjadi upaya untuk memulihkan harmoni ini.
Pada saat menanjak dewasa, umur remaja, menikah, kematian selalu ada ritual-ritual terkait yang dilaksanakan untuk menjamin dan mengupayakan terpeliharanya harmoni.
Dalam kegiatan sehari-hari terkait dengan perladangan, pesta-pesta, dst, selalu ada ritual-ritual khusus yang tidak terlepas dari pemikiran akan perlunya membangun harmoni dan memeliharanya. Semua ritual adat tersebut mulai dari atau berlangsung di Rumah Panjang.
Selain itu, Rumah Panjang juga menjadi tempat bagi warga dalam melestarikan kekayaan seni dan budaya Dayak. Salah satu yang cukup terkenal dan masih hidup sampai hari ini ialah Kain Tenun Ikat Dayak.
Nilai lain yang tentu saja sangat terasa dan kentara dari kehidupan di Rumah Panjang ialah tingginya semangat kebersamaan dan kekeluargaan. Dalam semangat ini, segala pekerjaan hampir selalu dilaksanakan secara gotong royong. Setiap warga akan selalu siap sedia membantu sesamanya tanpa mengharapkan imbalan atau upah.Â
Hidup dalam kebersamaan mengajarkan mereka bahwa hanya dengan bekerja sama manusia bisa mencapai prestasi yang tidak dapat dicapai kalau ia bekerja seorang diri. Dengan bergotong royong mereka sungguh menyadari keterbatasan dirinya dan disadarkan akan arti penting kehadiran orang lain dalam hidupnya.
Kini zaman sudah semakin modern. Dengan satu dan lain alasan, beberapa suku Dayak tidak lagi tinggal di Rumah Panjang. Dengan menempati rumah tunggal atau rumah gaya modern seperti sekarang ini, semangat kebersamaan dan kekeluargaan memang masih sangat kental dalam kehidupan sehari-hari.