Mohon tunggu...
Francisca S
Francisca S Mohon Tunggu... Guru - Amicus Plato, sed magis amica veritas

Pengajar bahasa, Penulis novel: Bisikan Angin Kota Kecil (One Peach Media, 2021)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bersahabat dengan Kebenaran

5 Februari 2023   23:53 Diperbarui: 5 Februari 2023   23:57 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Unsplash/Michael Carruth

Dalam kehidupan manusia saat ini, sepertinya memang masih ada orang-orang yang tidak memahami makna dari kebenaran, entah apa alasannya.

Sementara sebagian lagi ada kelompok orang yang sebenarnya memahami arti kebenaran. Orang yang tahu hal-hal yang benar, atau fakta yang sebenarnya, tapi berpura-pura tidak tahu, tidak mau mengakui kebenaran, atau menutup mata akan kebenaran dengan maksud-maksud tertentu, biasanya dengan tujuan buruk. Berusaha menutupi kejadian-kejadian yang ada, menutupi hal-hal buruk yang menyangkut dirinya, fakta-fakta yang sebenarnya, tipu muslihat, kejahatan. Atau orang-orang yang melakukannya dengan tujuan mencari keuntungan bagi dirinya sendiri atau keselamatan dirinya sendiri.

Akan tetapi di sisi yang lain lagi, ada orang-orang yang memahami apa makna kebenaran dan menjalani kebenaran itu dengan sungguh, menghidupinya. Mereka adalah orang-orang yang memilih berani untuk mengatakan hal-hal benar, menyuarakan kebenaran, apa pun itu resikonya. 

Dalam kelompok orang yang memilih jalan ini,  pada saat ini, saya melihat ada seorang anak muda yang berani menyatakan kebenaran yang diketahuinya meskipun mempunyai resiko yang besar bagi dirinya.

Seorang anak muda sederhana yang tengah terjerat dalam kasus hukum yang berat, hingga menyeretnya ke pengadilan, terlibat karena melakukan kesalahan yang sebenarnya tidak diinginkannya, karena keterpaksaan.

Sejengkal waktu dalam kasus ini dirinya berada dalam lorong yang gelap bersama dengan kebohongan-kebohongan di sana. Tak berkutik karena sebuah tekanan yang tak mampu dilawannya. Namun, kebohongan tak penah menimbulkan rasa damai di hati manusia, siapa pun itu. Terlebih bagi orang yang sejatinya bukanlah seorang pembohong. Demikian pula yang terjadi pada diri anak muda ini. Rasa gelisah dan tersiksa menguasainya dalam lorong gelap itu, hingga pada satu titik tertentu ia memutuskan untuk berbalik arah, memilih menuju jalan terang. Meninggalkan kebohongan, meninggalkan lorong gelap itu.

Jalan terang itu ada dan selalu ada. Pemuda itu menerima tawaran Tuhan untuk kembali ke jalan yang benar. Tangan Tuhan memang selalu terbuka untuk menyambut anak-anak-Nya kembali berada di jalan-Nya.

Hingga akhirnya dia mulai berani bicara kebenaran, mengungkapkan semua hal yang dia ketahui, menguak fakta-fakta yang sebenarnya terjadi dalam kasus yang melibatkan banyak orang itu yang sebelumnya penuh ketidakjelasan. Membuat kasus tersebut menjadi mulai terang. Secara ksatria pemuda ini juga mengakui kesalahannya.

Saat itu kebohongan mungkin berteriak kepadanya, "Kenapa kamu meninggalkanku?" "Kenapa kamu berkhianat kepadaku?" Namun, anak muda ini telah yakin akan pilihannya, tak sedikit pun dia mau menoleh lagi kepada kebohongan.

Anak muda ini telah memilih jalan yang benar. Mungkin banyak dari kita yang berpikir apabila seseorang sudah memilih jalan yang benar, melakukan hal yang baik, serta merta akan ada kemudahan dalam langkah-langkah selanjutnya dan kelancaran dalam perjuangannya.  

Apakah hal demikian yang didapatkannya dalam kasus yang dihadapinya ini? Tidak!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun