Mohon tunggu...
Francisca S
Francisca S Mohon Tunggu... Guru - Amicus Plato, sed magis amica veritas

Pengajar bahasa, Penulis novel: Bisikan Angin Kota Kecil (One Peach Media, 2021)

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Belajar Masak Langsung dari Chef di Italia

22 Februari 2022   23:59 Diperbarui: 25 Februari 2022   14:01 983
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: seorang asisten chef membuat pasta segar

Selain terkenal akan kelezatannya, masakan Italia juga dikenal sebagai salah satu masakan yang paling sehat di dunia. 

Mengutip dari healthline.com, masakan Italia ada dalam daftar 10 masakan tersehat di dunia. Ini karena penggunaan bahan-bahan masakannya yang alami dan sehat, seperti minyak zaitun, buah-buahan, dan sayur-sayurannya yang segar dengan kualitas terbaik, serta rempah-rempahnya.

Dengan mempelajari kuliner suatu negara, kita tidak hanya mendapatkan pengetahuan tentang kuliner itu saja atau masak memasak, tapi juga dapat mengenal lebih jauh tentang bangsa serta tradisi dari negara tersebut karena kuliner juga merupakan bagian dari budaya.

Setelah mempelajari budaya Italia di universitas, di mana kulinernya juga menjadi topik yang sering dibahas, saya kemudian ingin lebih melengkapi pengetahuan saya tentang Italia khususnya kuliner dengan belajar memasak masakan Italia langsung di negaranya dan dari ahlinya. 

Selain tentu saja karena saya juga penggemar makanan Italia dan ingin mempunyai kemampuan untuk memasak makanannya.

Pilihan saya jatuh pada Firenze (Florence) karena kota ini terkenal dengan banyak masakannya yang lezat. 

Program yang saya ambil adalah belajar memasak dan magang di restoran. Pada pagi hari, saya belajar memasak di dapur restoran dengan satu atau dua orang chef, kemudian pada malam hari dilanjutkan dengan magang di dapur restoran yang sama. 

Saya memilih jenis kursus ini dengan tujuan bisa langsung praktik dan tidak memerlukan waktu kursus yang lama seperti di sekolah khusus memasak.

Restoran ini cukup besar dengan lingkungan sekitar yang selalu ramai karena terletak tidak jauh dari stasiun kereta api Santa Maria Novella, Firenze.  

Berada di sebuah sudut jalan, restoran ini mempunyai dua sisi dan dua pintu masuk yang masing-masing menghadap ke jalan yang berbeda, di mana satu bagian hanya dibuka untuk pengunjung restoran yang akan makan malam, sementara bagian yang lain untuk makan siang sekaligus juga pizzeria.

Ada empat orang chef di dapur resto ini dengan seorang chef kepala, dan seorang chef senior yang mereka panggil dengan sebutan 'maestro'. 

Seringkali untuk memutuskan pemilihan bahan-bahan utama masakan mereka bertanya atau meminta pendapat lebih dahulu kepada si maestro ini. 

Selain itu masih ada empat orang asisten chef yang membantu memasak, menyiapkan bahan dan peralatan, dan membuat pasta segar. 

Namun untuk program kursus memasak saya, hanya ada satu chef yang ditunjuk untuk mengajar saya. Meskipun di luar itu, saya juga boleh menimba ilmu dengan bertanya kepada chef-chef yang lain bila perlu.

Ada beberapa peraturan bagi orang yang sedang bekerja di dapur restoran ini, yaitu harus mengenakan baju kaus berwarna putih dan sepatu beralas karet. 

Hal ini menjadi sedikit masalah pada hari pertama saya magang, karena sebelumnya saya tidak mengetahuinya akibat kurangnya informasi yang diberikan. 

Saya datang ke restoran dengan menggunakan baju kaus yang tidak berwarna putih. Jadi, karena ini adalah peraturan, maka saya harus mengganti baju kaus saya dan menggunakan baju kaus putih cadangan milik salah satu asisten chef yang dipinjamkan kepada saya, yang ukurannya jauh lebih besar dari ukuran baju saya. 

Jadi lah, hari pertama magang itu saya menggunakan baju kaus yang sangat kebesaran. Selain itu, mereka juga memberikan celemek dan topi kertas berwarna putih yang bentuknya seperti peci yang harus digunakan juga selama di dapur.

Apa saja yang dipelajari?

Sama seperti kategori makanan yang ada di dalam menu restoran Italia yang terdiri dari makanan pembuka  hingga makanan penutup. 

Di dalam kursus ini semuanya dipelajari dan langsung dipraktikkan. Mulai dari membuat beberapa antipasti (makanan pembuka). 

Untuk bagian ini, chef yang mengajari saya adalah chef yang memang menangani antipasti di restoran ini. Dia adalah chef  temuda di resto ini.

Foto: makanan pembuka | koleksi pribadi
Foto: makanan pembuka | koleksi pribadi
Sementara untuk primo piatto dan secondo piatto, yakni makanan utama yang bisa berupa pasta atau nasi serta daging atau ikan, dan kategori makanan penutup dan lainnya, hampir semua diajarkan oleh chef utama untuk kursus saya.

Karena kursus ini adalah kursus privat, saya diperbolehkan untuk memilih masakan yang akan dibuat, khususnya untuk masakan utama, misalnya apakah saya akan belajar memasak daging atau ikan pada hari itu.

Sebelum memasak, chef menjelaskan tentang bahan-bahan utama masakan dan mengenalkan perbedaan-perbedaan jenis, rasa, dan kegunaannya, seperti aneka ragam keju yang digunakan dalam masakan Italia. Sambil memasak, di sini saya bisa terus bertanya dan mencatat bahan-bahan masakan.

Setelah selesai membuat beberapa jenis masakan, kursus diakhiri dengan sesi menyantap atau mencicipi makanan yang kami buat bersama. 

Namun, sesi mencicipi ini tidak dilakukan di dapur, melainkan chef meminta saya untuk pindah duduk di bagian dalam restoran, di tempat pengunjung restoran biasa duduk. 

Dia kemudian datang membawa makanan dan minuman pelengkapnya dan melayani saya seperti pelanggan restoran. 

Setelah mencicipi makanan, chef menunggu komentar saya tentang rasanya, lalu kami masih lanjut berbicara lagi tentang hasil masakan tersebut.

Foto: Kolase beberapa makanan utama | Koleksi pribadi
Foto: Kolase beberapa makanan utama | Koleksi pribadi
Pada sesi ini, perut benar-benar full, kenyang sekali, karena harus makan banyak jenis makanan seorang diri. Baik makanan utama juga makanan penutup. Chef tidak boleh ikut makan bersama dengan saya.

Foto: makanan penutup-panna cotta | koleksi pribadi
Foto: makanan penutup-panna cotta | koleksi pribadi
Pada sesi magang, ada lebih banyak lagi hal yang bisa dipelajari karena pada sesi ini saya langsung praktik dengan membantu beberapa jenis pekerjaan di dapur, dan semua chef hadir lengkap pada sore sampai malam hari.  Di sini saya belajar banyak teknik memasak, termasuk juga membuat pasta segar.

Foto: seorang asisten chef membuat pasta segar
Foto: seorang asisten chef membuat pasta segar
Sebelum pelanggan restoran berdatangan untuk makan malam, di mana dapur sedang menyiapkan semua kelengkapannya, itu adalah waktu yang terbaik untuk belajar dan bertanya kepada mereka pada sesi ini. 

Saya bisa bertanya kepada chef yang bukan pembimbing utama saya, dan mereka selalu bersedia menjawab pertanyaan-pertanyaan saya dan memberi penjelasan yang saya butuhkan. 

Suasana belajar dan magang ini cukup santai, mereka juga banyak bercanda di dapur. Namun, saat jam makan malam tiba, dan restoran penuh dengan pengunjung, suasana menjadi berubah. 

Dapur menjadi tempat yang sempit, sesak, dan bising, karena semua sangat sibuk, bergerak ke sana kemari dengan cepat karena semua harus dikerjakan dengan cepat.  

Restoran ini tutup pada jam 11 malam. Untuk program magang sebenarnya saya diperbolehkan sampai restoran tutup, tapi saya memutuskan untuk selesai magang sekitar jam 9 malam setiap hari.

Jarak antara restoran dengan apartemen saya cukup jauh, dan ada bus yang lewat di depan restoran dengan rute menuju ke daerah apartemen saya berada.

Tapi saya memilih pulang ke apartemen dengan berjalan kaki, sambil menikmati Firenze di waktu malam, menyusuri jalan-jalan di dalam kota yang masih ramai meski kebanyakan toko sudah tutup. 

Meniru kebiasaan orang Italia yang suka melakukan passeggiata, yakni berjalan kaki santai sambil mencari udara segar. Sebuah kebiasaan yang juga sering dilakukan setelah makan malam yang juga mendukung kesehatan mereka. 

Oleh: Francisca 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun