Kedai tempat saya membeli makanan ini juga unik, karena selain kecil, letaknya  juga menyempil di antara toko-toko di pusat kota Firenze dengan kesan antik yang membuatnya berbeda dengan toko-toko di sekitarnya. Di sini mereka melayani penjualan makanan hanya untuk take away, tidak ada layanan makan di tempat. Pemesanan makanan dilakukan melalui sebuah jendela kayu, dan melalui jendela ini pembeli dapat melihat bagian dalam kedai, di mana juru masak sedang menyiapkan trippa yang ditempatkan di dalam panci-panci berukuran besar dengan asap yang mengepul dari dalamnya. Â
 Selain disajikan dalam bentuk seperti burger, Trippa alla fiorentina juga ada yang disajikan dengan kuah tomat yang banyak dengan taburan keju parmesan di atasnya, dimakan seperti sup dengan roti sebagai pendampingnya.
Jenis makanan dari daging babat sapi ini tidak hanya dimiliki oleh Firenze, ada juga trippa-trippa lain dari wilayah lainnya di Italia, seperti Trippa alla romana, Trippa alla milanese, Trippa alla marchigiana. Tapi saya tidak mengulasnya di sini karena baru Trippa alla fiorentina saja yang saya coba.
Satu lagi jenis makanan dari jeroan sapi yang juga merupakan makanan khas dan terkenal dari kota Firenze adalah Lampredotto. Makanan yang satu ini terbuat dari usus sapi. Saya juga berkesempatan mencobanya dan membelinya di kedai yang sama. Â Usus sapi ini dimasak dalam kaldu sayur-sayuran dengan bahan-bahan, Â antara lain, wortel, tomat, seledri, dengan bumbu bawang bombai, bawang putih, dan jintan. Â
Cara penyajian lampredotto ini juga sama dengan penyajian trippa.  Potongan-potongan usus sapi yang sudah dimasak hingga empuk itu diletakkan di sela tangkupan sebuah roti keras,  tapi  ada sedikit tambahan untuk Lampredotto, mereka menambahkan salsa verde di atasnya. Salsa verde atau sambal hijau ini terbuat dari, ikan anchovy, daun peterseli, buah caper, telur rebus, dan potongan-potongan roti kering yang dicampur dan dihaluskan dengan minyak zaitun.
Bagi penggemar makanan jeroan, mungkin bisa mencoba kedua makanan ini bila suatu saat berkunjung ke Firenze. Rasanya bisa diterima oleh lidah orang Indonesia, meskipun jeroan ini dimakan dengan roti.
Oleh: Francisca S
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H