Berbagai argumen telah disampaikan baik oleh pihak yang percaya pemanasan global maupun yang skeptis terhadapnya. Setiap orang dibebaskan memilih menjadi pihak yang mana. Dalam hal ini, saya memilih untuk menjadi pihak yang mempercayai fenomena pemanasan global adalah isu problematis dan masalah sosial yang menuntut untuk segera ditangani. Beberapa dampak telah kita rasakan sendiri, baik peningkatan suhu beberapa waktu terakhir maupun perubahan iklim yang tidak menentu. Jika kondisi seperti ini dibiarkan tanpa perhatian sedikit pun, bukan tidak mungkin kerusakan bumi yang telah diprediksi para ilmuwan menjadi sebuah kenyataan di masa depan.
Penolakan untuk menjadi skeptis pun bukan tanpa dasar. Saya melihat bahwa manfaat yang diajukan oleh gerakan konservatif yang menolak keyakinan pemanasan global berdasar pada pemikiran kapitalis yang bermanfaat secara ekonomis saja. Sementara potensi kerusakan lingkungan kurang diperhatikan. Selain itu, potensi manfaat yang diusulkan cenderung berlaku di daerah beriklim sub-tropis dan tidak berlaku bagi wilayah tropis yang pada dasarnya memang telah bersuhu hangat dan wilayah kutub yang memerlukan suhu dingin. Oleh karena itu, manusia dalam peradaban saat ini hendaknya mampu memilah dan memilih sikap terbaik untuk diterapkan terhadap lingkungan dalam menghadapi pemanasan global.
Daftar Pustaka :
Rusbiantoro, D. (2008). Global warming for beginner : pengantar komprehensif tentang pemanasan global.Yogyakarta : O2.
McCright, A.M. & Dunlap R.E. (2000). Challenging global warming as a social problem : An analysis of the conservative movement's counter-claims. Social Problems, 47(4). 499-522.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H