Mohon tunggu...
Francisca Romana Dian Purwati
Francisca Romana Dian Purwati Mohon Tunggu... -

Ketika isi otak tertuang. - Jurnalisme FISIPUAJY2014

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Global Warming : Dua Reaksi Kontradiktif (Kepercayaan vs Skeptisme)

9 Mei 2016   02:50 Diperbarui: 9 Mei 2016   02:59 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbagai argumen telah disampaikan baik oleh pihak yang percaya pemanasan global maupun yang skeptis terhadapnya. Setiap orang dibebaskan memilih menjadi pihak yang mana. Dalam hal ini, saya memilih untuk menjadi pihak yang mempercayai fenomena pemanasan global adalah isu problematis dan masalah sosial yang menuntut untuk segera ditangani. Beberapa dampak telah kita rasakan sendiri, baik peningkatan suhu beberapa waktu terakhir maupun perubahan iklim yang tidak menentu. Jika kondisi seperti ini dibiarkan tanpa perhatian sedikit pun, bukan tidak mungkin kerusakan bumi yang telah diprediksi para ilmuwan menjadi sebuah kenyataan di masa depan.

Penolakan untuk menjadi skeptis pun bukan tanpa dasar. Saya melihat bahwa manfaat yang diajukan oleh gerakan konservatif yang menolak keyakinan pemanasan global berdasar pada pemikiran kapitalis yang bermanfaat secara ekonomis saja. Sementara potensi kerusakan lingkungan kurang diperhatikan. Selain itu, potensi manfaat yang diusulkan cenderung berlaku di daerah beriklim sub-tropis dan tidak berlaku bagi wilayah tropis yang pada dasarnya memang telah bersuhu hangat dan wilayah kutub yang memerlukan suhu dingin. Oleh karena itu, manusia dalam peradaban saat ini hendaknya mampu memilah dan memilih sikap terbaik untuk diterapkan terhadap lingkungan dalam menghadapi pemanasan global.

Daftar Pustaka :

Rusbiantoro, D. (2008). Global warming for beginner : pengantar komprehensif tentang pemanasan global.Yogyakarta : O2.

McCright, A.M. & Dunlap R.E. (2000). Challenging global warming as a social problem : An analysis of the conservative movement's counter-claims. Social Problems, 47(4). 499-522.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun