Lalu, apa hubungannya dengan di perantauan?
Banteng tidak hanya hidup di satu tempat di alam. Kawanan hewan ini akan berpindah mencari tempat yang mampu menjamin ketersediaan makanan dan keamanan untuk eksistensi diri.
Kawanan hewan ini akan "merantau" dari satu tempat ke tempat lain. Yah, bisa juga pergerakan mereka ditentukan oleh insting.
Dalam arus yang hampir sama, saya juga memilih merantau untuk mencari tempat, situasi, dan "alam" yang kompatibel dengan saya. Tentu, ada bermacam tantangan dan hal-hal yang sangat mungkin tidak kompatibel dengan saya.
Maka, saya harus punya sikap siap, berani, gigih, tangguh, dan cerdas. Terutama, cerdas me-manage diri di tanah rantau. Apalagi, saya masih sekolah.
Selain itu, saya pun cerdas untuk memilih mencari tempat yang mampu menjamin keamanan dan kondusif untuk saya.
Bagi saya, ikut dalam paguyuban orang Batak di tanah rantau amat penting. Bagaimana pun juga, orang lain yang memiliki adat yang sama dengan saya sungguh saya butuhkan demi membantu saya kelak dan saya siap membantunya kelak.
Menjadi "banteng di perantauan" juga saya pandang sebagai filosofi hidup untuk memacu kesuksesan di tanah rantau. Konteksnya adalah belajar dan kuliah.
Ini tetap saya pegang. Sehingga, selama berstatus pelajar dan mahasiswa, saya mampu menaklukkan tanah rantau. Nilai dan prestasi baik.
Tentu, masih ada faktor pendukung dan utama lainnya selain filosofi di atas, seperti ketekunan, keseriusan; motivasi dari keluarga; dan doa kepada Tuhan yang Mahakuasa.
Jangan takut
Sekali lagi, bagi saya menjadi "banteng di perantauan" adalah filosofi yang cukup membantu. Tapi, tak pernah saya untuk bertindak gegabah dan penantang bagi orang lain di perantauan. Karena, bisa rundut (rumit) urusannya.