Tidak masalah pulang kampung. Karena, di baliknya ada ungkapan masihol tu huta hatubuan (rindu pada tanah kelahiran). Apa saja yang ada dalam cakupan tanah kelahiran, yakni orang tua, tetangga, tempat bermain ketika masih di kampung, dan terlebih aroma segar di kampung halaman.
Tapi, terkadang terjadi sikap tebar pesona kesuksesan. Masih untung, sukses beneran. Bagaimana kalau kesuksesan yang dimaksud adalah olahan dan elaborasi dengan majas hiperbola? Orang di kampung toh akan tahu tentang cerita sebenarnya.
Barangkali, fenomena demikian masih dapat diperbaiki ke depan. Agar, saat pulkam dan mudik saya dan Saudara-i yang baik tampil dengan apa adanya, tulus, dan terlebih rendah hati.
Kalau pun kemudian orang sungguh terpesona dengan keadaan kita, itu patut disyukuri. Sembari, ada ajakan bagi mereka yang tinggal di kampung untuk tekun, setia, dan serius dalam bekerja. Di kampung atau tanah rantau, ia pasti berhasil. Yang penting kerja keras, disiplin, tahu bersyukur pada Tuhan, dan sikap hemat perlu dipegang dalam mencari rezeki.
Jauh di atas itu, semoga perjalanan mudik para Saudara-i yang akan libur nanti lancar, aman, dan membawa suka cita di dalam keluarga masing-masing. Tetap patuhi prokes, jaga stamina, dan ikut vaksinasi Covid-19.
Semoga bermanfaat.
Suaviter.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H