Siapa pun pasti memiliki kesalahan dan dosa (sampai yang berat) terhadap Tuhan. Namun, Ia tidak pernah menghitung-hitung itu bahkan menjadikannya benteng pemisah dengan kita.
Justru, Ia mengampuni (inisiatif ilahi), berbelas kasih, dan memaafkan kita. Seharusnya, kita harus memiliki sikap yang sama terhadap orang lain.
Kemarahan sungguh menguras kekuatan emosional dan merampas kebahagiaan serta kedamaian kita. Maka, untuk mencegah agar kebahagiaan dan kedamaian sirna, kita membutuhkan pengampunan.
Will Rogers pernah berkata:
"Saya tidak akan membiarkan siapa pun menguasai hidup saya dengan membuat saya marah kepadanya!"
Lalu, dalam buku To Forgive is Human, Michael Mc Cullough dkk berkata demikian:
Pengampunan mendatangkan hal-hal baik seperti kedamaian, kebahagiaan, kesehatan, pembaruan [....] Orang-orang yang memilih untuk mengampuni juga cenderung lebih sedikit menderita gangguan mental. Kekuatan pengampunan mampu menyembuhkan pikiran, tubuh, dan jiwa kita.
Maka, pengampunan merupakan pilihan untuk merawat rasa sakit hati dan keinginan balas dendam. Dengan mengampuni, kita berkata, "Saya membebaskan orang itu dari segala kewajiban utangnya dan memilih untuk tidak menyakiti dia. Saya menolak untuk menyimpan rasa dendam!".
Pengampunan itu pilihan. Kita tidak akan mengungkit-ungkit lagi masa lalu dan masalah. Walau masih terluka, kita mampu memberi pengampunan. Kita harus menaati iman, bukan perasaan. Sehingga, kita sanggup memberi ruang pengampunan.
Berdoa
Proses mengampuni dapat dimulai dari doa. Kita menghadap Sang Pencipta untuk mengampuni kita dan kita mampu mengampuni orang lain.
Maka, kita perlu berdoa dan mohon agar hati kita dipenuhi pengampunan. Dengannya, kita sanggup melepaskan keinginan balas dendam.