Mohon tunggu...
Suaviter
Suaviter Mohon Tunggu... Lainnya - Sedang dalam proses latihan menulis

Akun yang memuat refleksi, ide, dan opini sederhana. Terbiasa dengan ungkapan "sic fiat!"

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Valentine dan Cinta Lingkungan Hidup

14 Februari 2022   23:26 Diperbarui: 14 Februari 2022   23:38 1128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cinta lingkungan hidup. Gambar diambil dari kompas.com

Terlebih, saya sampaikan bahwa ada cinta di dalam proses penciptaan, karena Tuhan pada akhirnya memandang bahwa segala yang diciptakan-Nya adalah baik dan sungguh amat baik. Tuhan sendiri ingin agar hal baik yang diberikan-Nya kepada bumi dan isinya tetap terpelihara.

Mencintai bumi tampak dari bagaimana seseorang bisa dekat dan erat bersatu dengannya. Selain itu, ungkapan cinta pada bumi mengandung nilai kepekaan pada apa yang sedang dirasakan dan diinginkan bumi.

Manusia tidak boleh tutup mata, berpangku tangan, dan menutup telinga atas realita yang tengah dirasakan oleh bumi. Bahwa, dewasa ini cinta manusia pada bumi sudah tidak berbobot lagi. Tampak, dari beberapa keprihatinan aktivis dan pejuang lingkungan hidup yang menampilkan pelbagai derita yang dialami bumi.

Cinta itu sudah berkurang dan mengalami erosi yang rawan menciptakan longsor. Jika tidak segera diperbaiki, relasi cinta manusia-bumi akan putus dan ada gap yang memisahkan.

Berpikir global - bertindak lokal

Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah bertindak secara lokal atas kejadian global. 

Dari manusia saat ini, diharapkan daya analisis dan praktik hidup yang bisa merajut kembali relasi harmonis yang sudah sempat rusak karena berbagai faktor. 

Untuk menyelamatkan bumi, manusia bisa berpikir dan bertindak global dalam lingkungan hidup yang ada di dekatnya. Ini akan menumbuhkan cita rasa ekologis (ecological sense).

Cita rasa demikian, selanjutnya, akan menggiring manusia untuk menaruh hati pada aksi-aksi ekologis dan menolak aksi-aksi tidak ekologis. Maka, relasi yang tercipta adalah relasi yang manis dan indah, bukan toksik.

Hubungan toksik sungguh merusak. Sebab, di dalamnya ada egoisme; yang satu ingin mendapat untung sementara yang lain mendapat sialnya. Hubungan toksik yang sama sungguh telah merusak banyak hal di lingkungan hidup, sebab manusia ingin mendapat banyak hal dari lingkungan hidup, sementara yang diberikan kepada lingkungan hidup adalah sisa, polusi, dan racun. 

Atau bahkan, kepada lingkungan hidup, manusia tidak memberikan apa-apa yang bisa mengobati tubuh lingkungan hidup yang sudah diambil oleh manusia.

Untuk itu, hal-hal sederhana dan partikular seperti tidak membuang sampah sembarangan, mengurangi penggunaan plastik, mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dengan emisi karbon yang tinggi, menanam dan merawat tanaman, dan hidup hemat energi bisa menjadi aksi-aksi ekologis yang akan sangat membantu perjuangan global - bersama.

Usaha berkesinambungan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun