Mohon tunggu...
Suaviter
Suaviter Mohon Tunggu... Lainnya - Sedang dalam proses latihan menulis

Akun yang memuat refleksi, ide, dan opini sederhana. Terbiasa dengan ungkapan "sic fiat!"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pentingnya Mendidik Anak untuk Menghargai Nilai Luhur Makanan

20 Januari 2022   22:24 Diperbarui: 23 Januari 2022   20:23 1033
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi beras (Freepik)

Atau kalau yang dipesan adalah makanan yang sudah dikemas, pihak yang bertugas akan mengantar makanan kepada kita atau ke meja tempat kita duduk. Kita tinggal menikmati makanan tersebut.

Salah satu tanggung jawab moral kita adalah menghabiskan makanan yang telah diolah. Dengan menghabiskan makanan tersebut, kita sebenarnya memberikan penghargaan terhadap makanan dan sekaligus kepada pihak yang memproduksi.

Bukan dengan membayar kita menghargai. Memang, adalah kewajiban kita untuk membayar makanan yang dipesan. Tapi, bukan itu yang saya maksud dengan harga makanan. 

Tidak menyisakan, membuang, atau tidak mengabaikan, atau bahkan menghina makanan adalah cara menghormati elemen-elemen bumi yang diambil untuk membentuk makanan tersebut. Kita juga tentu akan menghargai waktu dan tenaga juru masak yang mengolahnya.

Trend yang tak layak ditiru

Bukan hanya kali ini terjadi seseorang memesan makanan namun tidak menghabiskannya. Sudah lama ada dan cukup marak terjadi, terutama di tempat kaum muda nongkrong bersama teman sejawat.

Beberapa kali saya menyaksikan ada anak muda yang memesan makanan namun tidak mampu menghabiskannya. Saya cukup sedih melihat makanan itu disisakan. Apakah keliru jika saya protes dalam hati, "Dasar, orang yang tak bertanggung jawab!".

Jujur, saya tidak sanggup melihat makanan itu terbuang begitu saja. Bahkan, bisa jadi makanan tersisa setengah dari porsi yang dipesan.

Untuk itu, jika saya mengajak atau diajak oleh teman menikmati rasa makanan di luar rumah, saya lebih dahulu memberi syarat bahwa kami harus bertanggung jawab atas pesanan; entah makanan atau minuman. Harus habis, tak boleh disisakan atau dibuang.

Jangan malu

Mungkin ada yang merasa malu jika di suatu tempat makan publik menghabiskan makanan dan atau minuman yang dipesannya. Barangkali ia akan berpikiran, "Ahhh, nanti orang-orang itu menduga aku rakus dan tak pernah diberi makan!".

Saya akan berkata, "Buang isi pikiran yang demikian! Jangan malu, tetapi bertanggung jawablah!". Jangan biarkan pikiran sendiri menguasai, namun kuasai pikiran. Belum tentu orang lain berpikiran demikian. Bisa jadi isi pikiran demikian muncul sebagai kekeliruan.

Kepada teman, anak didik, mahasiswa yang saya ajari, dan para senior, saya selalu menekankan hal tersebut. Bertanggung jawablah untuk menghabiskan makanan yang mereka masak atau pesan atau diberikan kepada mereka. Itu adalah tanggung jawab moral yang tak bisa dilupakan.

Tidak melulu soal rasa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun