Misalnya berdoa atau berbicara kepada Tuhan atas perasaan marah yang dialami; atau mengevaluasi respon atas kemarahan dan meminta maaf pada pihak yang dianggap pemicu kemarahan; atau tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Tetap berhati-hati
Saya masih ingat nasihat bijak dari Benjamin Franklin, "Kemarahan tidak pernah tanpa alasan, tetapi jarang ada alasan yang bagus!"
Apa yang mau saya sampaikan adalah mari tetap berhati-hati. Kemarahan bisa saja muncul karena alasan-alasan yang tidak sehat.
Kalau kemarahan timbul karena alasan sepele dan kita meresponnya dengan berlebihan, kita akan membayar efek kemarahan itu dengan harga yang mahal.
Kita akan mengeluarkan biaya yang besar untuk ganti rugi. Jasmani kita akan terganggu. Jiwa kita akan terguncang. Relasi yang telah dirajut selama ini bisa retak dan hancur.
Metode yang ditawarkan di atas bermuara pada kerendahan hati untuk mengomunikasikan perasaan kepada sesama.Â
Bagaimana pun, dengan komunikasi yang benar dan baik, kemarahan dapat dikelola dan diatasi dengan baik dan benar pula.
Selamat mencoba...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H