Metode yang ditawarkan adalah ABCD, apa itu?
Acknowledge
Akuilah bahwa Anda sedang marah. Tak perlu melakukan rasionalisasi. Tak usah sangkal atau pendam. Akui saja, terima keadaan, dan berusahalah mengenali kemarahan tersebut. Apakah kemarahan yang sedang Anda rasakan itu mengarah kepada hal yang baik atau menghancurkan.
"Saya marah kepada ...... saat ia ......"
Backtrack
Mundurlah ke emosi: kebutuhan yang tidak terpenuhi, harapan yang tidak tercapai, atau harga diri yang terancam.Â
Berdialoglah dengan diri sendiri. Tanya pada diri, "Mengapa saya marah? Apa yang sesungguhnya sedang saya rasakan? Emosi primer apa yang sedang bergejolak di diri saya?"
Yang mengerti keadaan batin adalah orang yang bersangkutan. Untuk itu, perlu berdiam diri sejenak mengelola keadaan amarah yang sedang muncul.
"Yang sesungguhnya saya rasakan adalah ........ (sakitkah/frustrasi/terluka/dsb)."
Consider
Sadarilah penyebabnya. Mari bertanya pada diri sendiri, "Siapa atau apa penyebab utama kemarahan yang sedang dirasakan? Siapa atau apa yang membuat saya frustrasi? Rencana manakah yang gagal?"
Hal ini penting, agar kemarahan muncul tanpa penyebab yang jelas. Kalau tidak, kita bisa melemparkan kemarahan kepada orang atau barang yang tidak bersalah.
"Saya merasa demikian karena ....... "
Determine
Tentukanlah cara baik dan benar untuk mengatasinya. Penting juga bertanya pada diri sendiri bagaimana saya harus merespon kemarahan tersebut, kapan waktu yang tepat untuk mengakui kemarahan dan minta maaf atasnya, dan apa cara yang harus saya lakukan.