Maka, kemarahan menjadi satu emosi yang berasal dari Allah dan itu tidak terhindarkan. Di dalam kemarahan ada energi, ada tenaga.
Kemarahan membuat cairan di tubuh kita mengalir, jantung berdebar, dan akal budi bermain. Kemarahan itu positif.
Kemarahan dapat menjadi satu motivasi yang menolong dan membangun, jika diungkapkan dengan sehat dan proporsional, tidak berlebihan apalagi ingin menang sendiri.
Sisi baik kemarahan
Kemarahan tidak boleh dipandang sebelah mata secara negatif dan jelek. Kemarahan memiliki sisi baik yang barang kali selama ini kurang diperhatikan.
Kemarahan dapat digunakan sebagai bentuk perlindungan secara emosional dan jasmani, mengomunikasikan perasaan, menguatkan sesama, dan melatih orang lain.Â
Kemarahan juga bisa bertindak sebagai lampu kuning yang mengingatkan bahwa ada yang sedang tidak beres dalam diri kita. Atau dengan kata lain, ada emosi primer yang tidak atau belum terselesaikan.
Bisa jadi ada luka karena kebutuhan yang tidak terpenuhi, ada frustrasi dari harapan yang tidak tercapai, dan atau ada rasa tidak aman dari diri karena harga diri yang terancam (emosi primer).
Untuk itu, tidak masalah kalau kita marah. Asalkan kita marah pada hal yang salah dan memberikan respons yang benar. Inilah kemarahan yang baik dan kemarahan yang baik adalah in se baik.
Mengatasi kemarahan
Setelah memahami dan mengerti sisi baik kemarahan dan ekspresi yang keliru dari kemarahan, sudah saatnya kita bertindak untuk mengatasi kemarahan yang muncul dalam diri kita masing-masing.Â
Jika kita berhasil, kita sedang berada pada jalan benar untuk membebaskan diri dari kemarahan yang destruktif.