Bagi orang Yahudi, hari Sabat adalah hari kudus. Banyak aktivitas yang dilarang dilakukan pada hari Sabat, termasuk menyembuhkan orang.
Bagi Yesus, cinta kasih dan ketulusan hati harus lebih utama dibandingkan dengan aturan. Maka, Ia "berani" melanggar aturan Sabat demi menyembuhkan dan menyelamatkan nyawa banyak orang.
Demikian suster-suster meniru teladan Yesus. Dan, ini berlaku pada seluruh aspek pelayanan mereka, termasuk setia berjaga di poliklinik. "Cinta kasih harus menjadi yang lebih utama daripada aturan kaku".
Nyawa lebih prioritas
Alasan kedua ini, rasanya punya hubungan logis ke alasan pertama. Perawatan dan penyembuhan orang sakit itu menjadi prioritas utama, karena keselamatan nyawa seseorang itu berharga.
Hati mereka amat sangat tersentuh melihat anak-anak/ibu/bapak/kakek-nenek yang lemah datang memohon sentuhan tangan kasih mereka.Â
Mereka ingin disembuhkan. Mereka percaya proses itu dapat berlangsung dengan lancar karena bantuan tangan-tangan suster yang penuh kasih. Tampaknya, iman mereka juga turut bekerja.
Para suster dapat merasakan harapan itu. Maka, dengan serius dan tetap penuh kasih mereka bekerja; berusaha memberikan pelayanan yang terbaik, asal nyawa pasien dapat diselamatkan.
Orang-orang di luar bisa ber-happy ria dengan gemuruh petasan dan mercon. Itu cara mereka merayakan pergantian tahun baru.
Lantas, apakah para suster tidak happy pada momen tahun baru? Tidak! Mereka tetap happy kok. Kebahagiaan mereka terletak pada kenyamanan dan keselamatan nyawa para pasien.
Etos kerja: pengorbanan
Dasar terakhir yang bisa saya tangkap adalah pengorbanan diri.Â
Melayani para pasien tidak gampang loh. Setiap pasien datang dengan membawa keluhannya. Ada pula pasien yang kooperatif, namun ada juga yang tidak.