Prosesi Baritan diawali dari pendopo padukuhan, masyarakat dengan hewan ternak berkumpul di pendopo sebagai titik kumpul awal, adapun kegiatannya melingkupi pembukaan dari MC, penampilan karawitan dan tarian Sedekah Bumi yang disuguhkan oleh pemuda-pemudi pegiat seni Sanggar Kidung Cakrawala, Sejati Desa.
Beranjak dari pendopo, masyarakat bersama iringan hewan ternak berjalan melakukan kirab menuju pinggiran Kali Progo dengan jarak tempuh kurang lebih satu kilo, kemudian upacara dilanjutkan di pinggiran Kali Progo.
Setibanya di Kali, sebagai bentuk rasa terima kasih dan kasih sayang terhadap hewan ternak yang telah membantu petani, maka hewan-hewan ternak tersebut dimandikan dengan air dari Kali Progo, tradisi ini bernama “Ngguyang Sapi”.
Harsowasono selaku Panewu Moyudan dalam sambutannya mengapresiasi pelaksanaan Baritan ini, kemudian dia juga menitipkan harapan terkait akses jalan yang kurang baik.
“Kita sangat mengapresiasi atas setiap pelaksanaan adat dan budaya dari masyarakat, kegiatan ini juga dapat memupuk silaturahmi antar sesama kita, kemudian kami berharap agar pertanian Sumberarum dapat diperhatikan dan akses jalan menuju kali ini bisa dicor,” tuturnya.
Senada dengan yang diucapkan oleh Harso, Gustan Ganda selaku Anggota DPRD Sleman dalam sambutannya juga mengapresasi pelaksanaan upacara ini, ia berpesan agar masyarakat senantiasa ikhlas.
“Baritan itu adalah rasa syukur, wujudnya yang paling penting ya iklhas, mau seperti apapun kondisinya, atas kehidupan yang kita jalani kita semua harus ikhlas,” ucapnya.
Menanggapi sambutan dari Harso, Ganda langsung merespon permintaan terkait pembangunan jalan dalam sambutannya.
“Ya pertanian juga perlu kita kuatkan lagi, kemudian jalanan di sini juga akan saya masukkan ke agenda visi-misi bupati nantinya, ini bukan janji, namun akan kita upayakan,” pungkas Ganda.
Kegiatan berlanjut dengan mendengarkan refleksi kehidupan antara alam, manusia dan hewan yang disampaikan oleh Sugio selaku perwakilan kelompok Rintisan budaya Kalurahan Sumberarum, dilanjutkan dengan bedah buku bertajuk “Perahu Getek Kali Progo,” buku yang ditulis oleh Dwi Ony Raharjo ini, menjelaskan tentang sejarah dan kebesaran dari Kali Progo.