Mohon tunggu...
Frainaldo Rizal Masut
Frainaldo Rizal Masut Mohon Tunggu... Guru - Guru berbagi

Menulis, Membaca, Berkreasi dan berkembang

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Prokrastinasi (Tunggu di Batang Leher)

18 April 2023   10:01 Diperbarui: 18 April 2023   10:06 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah anda merasa malas memulai suatu pekerjaan? 

"ah masih ada banyak waktu sebelum deadline."

"Deadlinenya masih 4 hari lagi, tunggu lusa dulu baru mulai"

"Ah gampang, palingan juga hanya begini/begitu, dikerjakan 1 jam juga selesai"

atau misalkan dalam budaya timur dimana penulis berkarya, sering mendengar istilah "Tunggu air dibatang leher baru mulai bergerak". 

Dalam keseharian kita sering mendapati orang disekitar kita bahkan kita sendiri berperilaku sama namun belum terlalu familiar dengan istilah yang digunakan untuk hal tersebut. 

Istilah yang dipakai untuk hal ini adalah "Prokrastinasi". Penulis mencoba menelusuri Kamus Besar Bahasa Indonesia Online namun kata ini belum masuk radar KBBI, mungkin masih dalam pantauan atau masih dalam mentahan yang belum siap dipanggang.

Dikutip dari Pustaka UIN Suska Riau "Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin procrastination dengan awalan "pro" yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran "crastinus" yang berarti keputusan hari esok atau jika digabungkan menjadi menangguhkan atau menunda sampai hari berikutnya (Ghufron & Risnawati, 2012: 150)."

Rujukan lainnya ilmu.lpkn.id menyatakan "Prokrastinasi adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku menunda - nunda tugas atau pekerjaan. Setiap orang terkadang memang menunda sesuatu misalnya karena ada hal lain yang lebih penting atau sedang sakit, tetapi orang yang memiliki kebiasaan menunda - nunda (istilah kerennya "prokrastinator") terus menerus menghindari tugas - tugas yang dirasa sulit dan bahkan dengan sengaja mencari distraksi . 

Salah satu contoh yang paling sering ditemui misalnya saja ketika individu menunda mengerjakan tugas maupun pekerjaan hingga mepet dengan hari atau bahkan jam pengumpulan dengan alasan agar lebih tertantang saat mengerjakannya. 

Pada sebagian orang, perilaku prokrastinasi memberikan semangat lebih kepada pelakunya dan membuat pengerjaan tugas atau pekerjaan terasa seperti film kolosal saat Sang protagonis berduel dengan Naga Api. Namun demikian, perilaku ini tidak selalu memberikan dampak positif bahkan terdapat berbagai efek domino yang disadari maupun tidak.

Contoh kecilnya misalnya dengan waktu terlampau singkat akibatnya banyak "typo" dan kesalahan kecil yang tidak perlu ada. Hal lainnya adalah pekerjaan menjadi beresiko gagal jika deadline waktunya singkat namun pengerjaannya terburu - buru. Memang saat pengerjaannya kita terlihat hampir seperti warrior yang pandai, jago dan lihai, seolah - olah pekerjaan yang berat mampu diselesaikan sang superman hanya dalam waktu singkat dan ditambahi bumbu bisa dikerjakan sambil tutup mata. Kita merasa bahwa otak kita 100% dipakai saat itu, bahkan saking konsentrasinya, keseriusannya mengalahkan kejeniusan sang einstein sang penemu rumus kesetaraan energi dan massa "E=mc" . Hal tersebut bisa saja terwujud jika saja saat pengerjaannya tidak ada halangan lain dan gangguan urusan penting lainnya belum muncul apalagi jika ada urusan mendadak. Jika itu terjadi maka kita seperti Sang superman lemas tak berdaya karena tertusuk batu kripton. 

Untuk memahami lebih dalam maka berikut penulis mencoba menyajikan bebrapa hal terkait prokrastinasi, yang disadur dari https://kampuspsikologi.com. 

Jenis Prokrastinasi

Cherry (2020) menyimpulkan dari beberapa ahli terkait tipe prokrastinasi yang dilakukan oleh individu bahwa perilaku prokrastinasi dibagi menjadi dua. Berikut ini dua jenis dasar dari prokrastinasi yang disimpulkan oleh Cherry (2020).

1. Prokrastinasi aktif

Perilaku prokrastinasi aktif ketika individu merasa lebih tertantang atau greget saat mengerjakan tugas, pekerjaan atau aktivitas tertentu berdekatan dengan tenggat waktu yang ada. Tipe perilaku prokrastinasi ini cocok untuk melabeli perilaku prokrastinasi yang biasanya lebih mudah ditemukan disekitar kita.

Misalnya seorang siswa yang cenderung mengerjakan tugas mepet dengan deadline pengumpulan tugas karena merasa lebih termotivasi dan juga tertantang saat detik-detik terakhir. Selain itu ada sebagian dari mereka yang merasa lebih "kreatif" dan lebih mengalir ketika mengerjakan di akhir waktu.

2. Prokrastinasi pasif

Berbeda dengan prokrastinasi aktif yang cenderung memiliki sisi positif, perilaku prokrastinasi pasif berkebalikan 180 derajat. Pada prokrastinasi pasif, penundaan muncul karena individu yang bersangkutan mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan maupun kesulitan dalam melaksanakan pekerjaan dan tugasnya.

Seperti siswa yang sedang menjalani proses perbaikan tugas. Ia menunda pekerjaannya karena kesulitan dalam menentukan bagian mana yang harus diperbaiki terlebih dahulu.

Penyebab Munculnya Prokrastinasi

Dalam hati kecil terkadang kita bertanya - tanya kenapa bisa mengalami prokrastinasi? dan kenapa hal ini bisa terjadi. Secara general terdapat beberapa hal yang mengakibatkan munculnya perilaku prokrastinasi pada individu.

Misalnya saja merasa dirinya dapat bekerja atau beraktivitas lebih maksimal di bawah tekanan dan waktu yang terbatas, gangguan kesehatan, memiliki kebiasaan buruk untuk menunggu waktu hampir habis, kebingungan menentukan mau mengerjakan yang mana karena pekerjaan atau aktivitas yang terlalu rumit dan sebagainya. Namun demikian terdapat satu penjelasan yang dapat menjawab faktor penyebab prokrastinasi yang sering ditemukan.

Salah satu faktor yang dapat menjelaskan munculnya perilaku prokrastinasi secara general adalah present-bias preference yang berkaitan dengan inkonsistensi waktu atau time inconsistency pada individu yang bersangkutan.

O'Donoghue & Rabin (2008) menjelaskan bahwa individu dengan present-bias preference cenderung memiliki masalah dalam pengendalian diri, karena cenderung mengejar hadiah atau rasa senang yang instan atau cepat, daripada reward dari upaya atau pekerjaan jangka panjang.

Contoh sederhana dari present-bias preference ini sebenarnya sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya daripada harus mengerjakan tugas yang menumpuk meding scroll tiktok dulu, nonton you tube, koment facebook atau pun seabrek aktivitas menyenangkan lain daripada harus segera mengerjakan tugas yang seharusnya penting sebagai bagaian dari pekerjaan utama kita.

Perilaku tersebut cukup menggambarkan bahwa prokrastinasi muncul karena adanya present-bias preference, karena memilih melakukan aktivitas yang memberikan reward langsung yaitu refreshing otak dan hiburan, daripada mengerjakan tugas yang memang memerlukan waktu tetapi ada reward lebih besar yaitu menyelesaikan semua tugas yang memang menjadi tugas utama dan penopang utama penghasilan bulanan.

Cara Mengatasi Prokrastinasi

Cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi Prokrastinator bergantung pada bagaimana kita mengelola diri. Berikut ini terdapat setidaknya beberapa cara sederhana yang dapat dicoba untuk mengatasi prokrastinasi pada kehidupan sehari-hari.

1. Membuat daftar pekerjaan atau aktivitas

Menyusun daftar berbagai tugas secara manual baik di buku catatan, kalender, maupun journal hingga daftar secara digital melalui aplikasi dapat digunakan sebagai upaya mengatasi prokrastinasi. Membuat daftar secara menarik, detail dengan proses atau capaian, dan dapat dilihat secara langsung oleh yang bersangkutan dapat memperbaiki kecenderungan prokrastinasi pada individu (Laschke dkk., 2013).

Contoh penerapan to-do-list secara detail dapat dilakukan seperti pada tabel di bawah. Isi dari tabel ataupun daftar dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Selain itu, agar mudah teringat akan tujuan atau aktivitas yang ingin dicapai, daftar tersebut dapat dipercantik dengan desain tertentu sesuai keinginan dan jangan lupa untuk diletakkan di area yang mudah dilihat agar kita tidak terlupa seperti meja belajar. 

2. Mengubah mindset

Proses mengubah cara berpikir maupun mindset pada individu pastilah tidak semudah apa yang dikatakan. Selain sulit, proses ini juga membutuhkan waktu yang tidak sebentar serta memerlukan upaya yang tidak ringan.

Meskipun demikian, mindset procrastinator dalam melihat peluang, dampak, kemungkinan hasil atau reward dari suatu peristiwa dapat diupayakan untuk diubah agar dapat menghentikan atau mengurangi kebiasaan mereka mengerjakan di akhir waktu.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan berempati terhadap diri sendiri terutama future-self maupun berempati terhadap future-self orang lain yang bersinggungan dengan aktivitas tersebut (Procrastination, t.t.; Perlmutter, 2019). Future-self pada konteks ini dapat diartikan sebagai harapan atau tujuan yang ingin dicapai.

3. Break down target atau tujuan dan berikan reward

Memperkecil atau menyederhanakan target memberikan peranan tersendiri dalam membantu procrastinator dalam mengatasi perilaku menunda, terutama yang dikarenakan aktivitas atau pekerjaan terlalu rumit dan terasa sulit untuk diselesaikan. Menyederhanakan target dengan membagi sebuah proses panjang menjadi beberapa tahapan untuk mencapai target utama.

Langkah ini sangat membantu  karena dengan melihat target yang lebih manageable atau terlihat lebih mudah untuk diselesaikan, rasa overwhelmed pada individu juga berkurang serta memotivasi untuk terus melakukan tahapan kecil yang ada tersebut (Cherry, 2020).

Contohnya Jika ingin mengerjakan RPP ataupun modul ajar jika dilihat secara utuh maka pekerjaan tersebut mungkin terlihat melelahkan namun jika dibagi per bagian bisa memudahkan untuk dilaksanakan. Misalnya bagian pertama adalah mencari contoh RPP yang relevan, yang kedua menyusun RPP triwulan pertama, dan seterusnya. 

Dengan cara ini, guru dapat mengatasi perilaku prokrastinasi dan mendapatkan future-goal atau tujuan utamanya yaitu menghasilkan RPP yang betul - betul bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran.

4. Hindari distraksi

Selain ketiga hal yang telah disampaikan tersebut, menghindari distraksi menjadi salah satu hal yang penting untuk dilakukan (Cherry, 2020). Berbagai upaya yang dilakukan untuk mengatasi prokrastinasi ini tidak akan memberikan efek yang diharapkan jika individu yang bersangkutan masih saja terjebak dengan distraksi yang ada.

Beragam distraksi yang dapat mengacaukan pengendalian diri yang berperan penting dalam mengatasi prokrastinasi, seperti sosial media, berita dan sebagainya. Upaya meminimalisir atau mengatasi distraksi cenderung lebih mudah untuk dilakukan, misalnya saja menonaktifkan sosial media, berita, dan sebagainya ketika mengerjakan suatu pekerjaan.

Sebagai contoh, kita bisa menonaktifkan sementara serta menyaring baik media sosial yang justru mendorong tindakan prokrastinasi seperti quotes "Hidup apa adanya" atau "jangan dengarkan kata orang" atau "Hidup hanya untuk hari ini". Selain itu dalam pengerjaan perlu juga didorong untuk menonaktifkan segala media yang justru bisa megalihkan pekerjaan kita saat bekerja, contohnya misalnya saat sedang bekerja, ada notif masuk dari facebook, maka jelas kita pasti tergerak untuk mengambil gadget dan melihat dan selanjutnya bisa saja berlanjut pada scroll postingan lainnya dan akhirnya pekerjaan menjadi terhenti untuk waktu yang lama. Demikian penjelasan singkat mengenai prokrastinasi dan beberapa hal yang berkaitan maupun ada di baliknya. Penjelasan tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih tepat bagi individu yang ingin melabeli perilakunya maupun orang lain dengan istilah prokrastinasi secara lebih tepat.

Pada dasarnya Prokrastinasi sangat bergantung pada cara pandang masing - masing pribadi, namun yang mesti dijadikan catatan adalah selain punya efek dophamine, ada efek negatif juga kadang siap mengancam pada detik - detik krusial yang bisa menentukan pekerjaan kita yang nyaris berhasil bisa gagal total. 

Selain itu, adanya penjelasan mengenai penyebab dan cara mengatasi perilaku tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman membantu individu yang sedang struggle dengan prokrastinasi, sehingga dampak negatif yang ada dapat diminimalisir.

Referensi

https://kampuspsikologi.com/prokrastinasi-dan-cara-mengatasinya/ diambil 18 April 2023 Pukul 10.08

https://repository.uin-suska.ac.id/14243/7/7.%20BAB%20II.pdf

Cherry, K. (2020, Mei 30). What Is Procrastination? Verywell Mind. https://www.verywellmind.com/the-psychology-of-procrastination-2795944

Klingsieck, K. B. (2013). Procrastination. European Psychologist, 18(1), 24--34. https://doi.org/10.1027/1016-9040/a000138

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun