Kadang anaknya juga sempat mendapatkan perlakuan yang tidak sepatutnya seperti di ejek karena tidak punya bapak.
Malangnya, kini sang ibu harus sendirian berjuang keras untuk menghidupi dua anaknya. Fatimah anaknya  selalu dibawa kemanapun ia pergi. Setiap hari sang ibu berkeliling untuk mencari sisa-sisa barang, menyusuri jalan raya, sambil membawa dan menghibur anaknya yang masih kecil. Dari wajahnya, terlihat sosok yang dengan sangat tegar menjalani kerasnya hidup. Ibu Nani pun tidak malu menekuni pekerjaan tersebut asalkan anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang layak.
Pukulan berat terjadi pada 2019 ketika suaminya meninggal yang merupakan pencari nafkah tunggal. Ibu Nani terus mengumpulkan sisa makanan seperti botol, kotak dan barang-barang lainnya untuk membesarkan kedua anaknya termasuk untuk menyekolahkan mereka. Bahkan ia harus berjalan sejauh 20 Km sambil menggendong anak yang kecil itu setiap harinya untuk mengumpulkan barang bekas.
Usahanya pun tak sia-sia. Anak pertamanya berhasil melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah atas  ternama dengan mendapatkan beasiswa. Perjuangan ibu Nani terbayar sudah sebab anak-anaknya sangat memahami perjuangan ibunya dengan belajar keras dan berprestasi.
"Terlepas segala ambisi dan nafsu duniawi, jatuh tersungkur di hadapan ketulusan seorang hamba, hamba yang begitu tulus menjalani hidupnya. Dengan semua ujian hidup yang begitu berat, dia tetap tersenyum menghadapi kerasnya kehidupan, tak ada iri dan dengki terhadap sekelilingnya yang hidup jauh lebih beruntung, dan dengan ikhlas ia berkata: Tuhan Maha Adil."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H