Mohon tunggu...
Muhamad Fraga Pamungkas
Muhamad Fraga Pamungkas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Komputer Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kasih Ibu Sepanjang Masa, Tekad Ibu Pemulung Ingin Sekolahkan Anak

16 Januari 2024   21:58 Diperbarui: 16 Januari 2024   22:27 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kadang anaknya juga sempat mendapatkan perlakuan yang tidak sepatutnya seperti di ejek karena tidak punya bapak.

Malangnya, kini sang ibu harus sendirian berjuang keras untuk menghidupi dua anaknya. Fatimah anaknya  selalu dibawa kemanapun ia pergi. Setiap hari sang ibu berkeliling untuk mencari sisa-sisa barang, menyusuri jalan raya, sambil membawa dan menghibur anaknya yang masih kecil. Dari wajahnya, terlihat sosok yang dengan sangat tegar menjalani kerasnya hidup. Ibu Nani pun tidak malu menekuni pekerjaan tersebut asalkan anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang layak.

Pukulan berat terjadi pada 2019 ketika suaminya meninggal yang merupakan pencari nafkah tunggal. Ibu Nani terus mengumpulkan sisa makanan seperti botol, kotak dan barang-barang lainnya untuk membesarkan kedua anaknya termasuk untuk menyekolahkan mereka. Bahkan ia harus berjalan sejauh 20 Km sambil menggendong anak yang kecil itu setiap harinya untuk mengumpulkan barang bekas.

Usahanya pun tak sia-sia. Anak pertamanya berhasil melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah atas  ternama dengan mendapatkan beasiswa. Perjuangan ibu Nani terbayar sudah sebab anak-anaknya sangat memahami perjuangan ibunya dengan belajar keras dan berprestasi.

"Terlepas segala ambisi dan nafsu duniawi, jatuh tersungkur di hadapan ketulusan seorang hamba, hamba yang begitu tulus menjalani hidupnya. Dengan semua ujian hidup yang begitu berat, dia tetap tersenyum menghadapi kerasnya kehidupan, tak ada iri dan dengki terhadap sekelilingnya yang hidup jauh lebih beruntung, dan dengan ikhlas ia berkata: Tuhan Maha Adil."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun