Mohon tunggu...
Fradj Ledjab
Fradj Ledjab Mohon Tunggu... Guru - Peziarah

Coretan Dinding Sang Peziarah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenakan Inisiatif Allah

20 Juni 2021   21:18 Diperbarui: 20 Juni 2021   21:31 931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yesus datang dan menawarkan kesembuhan, “Maukah engkau sembuh? (ay 6). Bersama dengan curahan hati yang jujur dari orang lumpuh itu maka apa yang diinginkannya terpenuhi, jadilah ia sembuh tanpa harus turun ke kolam itu.  Di sinilah Yesus menunjukkan jati dirinya sebagai air hidup.

Pada zaman ini, kesibukan diri sendiri, egoism, individualism, kadang-kadang menutup mata hati kita untuk mau berbela rasa. Kita sering mengklaim diri sebagai orang yang rajin beribadah, rajin ikut kegiatan keagamaan tetapi apalah artinya jika kita menutup mata terhadap penderitaan orang lain? Bukankah iman tanpa perbuatan itu sama dengan omong kosong? Dan manusia suka pada posisi ini, suka omong kosong.

Saat ini di sekitar kita banyak orang “lumpuh” yang mengharapkan belaskasihan dan kemurahan hati kita. Kita diajak untuk berani mengambil dan mengenakan inisiatif Allah, cara kerja Yesus, untuk menolong sesama yang menderita dan berkekurangan. Mengambil dan mengenakan inisiatif Allah berarti menghadirkan Yesus dalam diri kita sebagai air hidup yang menyucikan dan yang menyembuhkan orang-orang yang menderita di sekitar kita. 

Maka sudah saatnya kita mengambil peran sebagai perpanjangan tangan Yesus untuk berbuat baik dan ini juga berarti mengenakan identitas Yesus, mewartakan sukacita Injil agar semakin banyak orang memperoleh keselamatan karena Yesuslah yang menyembuhkan (bdk ay 15). 

Kedudukan, jabatan, dan semuanya itu adalah sarana untuk membuat hidup kita lebih baik bukan sebagai singgasana untuk kemuliaan, kesombongan, dan pemujaan diri sendiri

Semoga Tuhan memberkati kita. Amin. (Fradj)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun