Mohon tunggu...
Anarkhi Dianas
Anarkhi Dianas Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Diberi Label "Kere Aktif", Bagaimana Reaksimu?

10 Januari 2018   17:30 Diperbarui: 11 Januari 2018   07:55 749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya, kipas itu sudah bisa berfungsi kembali dengan normal (dan masih berfungsi hingga detik ini ketika saya sedang menuliskan artikel ini). Seharian kami gunakan kipas itu, sampai-sampai akhirnya saya terserang flu karena kedinginan.

Inilah kipas angin pembawa kesejukan itu. Saya beri pita bukan agar dia lebih cantik, tapi karena lengkungan penyangganya patah. Tapi benar, dia jadi terlihat lebih feminim dengan pita-pita merah itu (dok.pribadi)
Inilah kipas angin pembawa kesejukan itu. Saya beri pita bukan agar dia lebih cantik, tapi karena lengkungan penyangganya patah. Tapi benar, dia jadi terlihat lebih feminim dengan pita-pita merah itu (dok.pribadi)
Flu itu memang sangat mengganggu aktivitas. Apalagi ketika gejala flu menyerang. Kita bisa mengalami demam, hidung tersumbat, bersin-bersin. Sungguh melelahkan, bukan? Kata teman saya, kenapa tidak melakukan terapi uap (nebulizer) ke dokter saja. Kondisi sebagai mahasiswa di akhir bulan? dan dalam keadaan sakit? melakukan terapi uap seharga 500-700 ribu? Lebih baik saya cari alternatif lain di apotek. Saya menemukan minyak Kayu Putih Aromaterapi. Saya baca komposisi produknya. 

Ketika saya membaca bagian indikasi di kemasan minyak Kayu Putih Aromaterapi ada kalimat yang berbunyi "Minyak Ekaliptus Aromaterapi dapat digunakan sebagai aromaterapi untuk refreshing pikiran & ketenangan, dibeberapa kondisi khasiat ekaliptus dapat dirasakan dengan cara meneteskan 2-3 tetes ke dalam air hangat pada wadah untuk kemudian dihirup uapnya".

Tanpa berfikir lama, karena ada tulisan bisa dihirup dengan uap akhirnya saya ambil varian green tea dan saya bawa pulang. Saya tuang air hangat kedalam mangkuk dan saya tuangkan 3 tetes Kayu Putih Aromaterapi kedalam mangkuk yang berisi air hangat. Karena saya tidak mau aromanya menyebar kemana-mana (takut efek uapnya tidak sampai ke hidung saya yang mulai mampet), akhirnya saya gunakan kertas karton untuk melingkari mangkuk tadi dan langsung saya hirup uap dari mangkuk tadi melalui cerobong karton yang saya buat. (Lagi-lagi berfikir "kere aktif")

Beberapa saat setelah menghirup uap dari minyak Kayu Putih Aromaterapi, hidung saya yang tadinya mampet mulai bisa bernafas, tenggorokan yang tadinya terasa kering karena bernafas lewat mulut, akhirnya terasa segar kembali. Uap yang dihasilkan dari perpaduan air hangat dan Kayu Putih Aromaterapi ini memberikan efek kesegaran, seperti ada rasa mint yang melegakan tenggorokan dan juga hidung saya. Ternyata bukan hanya memberikan kelegaan bagi hidung saya yang mampet karena gejala flu, tetapi aroma green tea yang dihasilkan oleh minyak Kayu Putih Aromaterapi ini memberikan ketenangan, sehingga saya bisa berfikir dengan relax. Akhirnya saya bisa beraktivitas sebagai creative people jaman now lagi tanpa rasa melelahkan akibat flu. Sejak saat itu, saya gunakan Kayu Putih Aromaterapi ketika sedang ingin relax atau membutuhkan ketenangan.

Itulah kenapa saya juga terlabeli sebagai orang yang "kere aktif". Lalu, bagaimana reaksi saya ketika orang lain melabeli saya sebagai orang yang "kere aktif"? Saya bangga. Kenapa? Karena disaat sesuatu tidak berjalan semestinya dan hanya ada bantuan sekecil apapun akan saya pergunakan bantuan itu semaksimal mungkin. Jadi, saya akan selalu selamat dalam situasi terburuk sekalipun.

Kalau kamu? Bagaimana reaksimu jika dijuluki atau di labeli si "Kere Aktif"?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun