Mohon tunggu...
Former bastard
Former bastard Mohon Tunggu... Nelayan - Wiraswasta

Act Bigger Live Bigger

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Q & A

28 April 2024   11:19 Diperbarui: 28 April 2024   11:19 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Ngobrol dg ai, ternyata jawabanya seperti ini

Q :

saya punya pemikiran bahwa kecurangan adalah satu hal yang biasa biasa saja. dan tak perlu di tanggapi secara serius. asalkan yang melakukan kecurangan tersebut adalah orang yang memiliki kualitas.

sebagai contoh, maradona pernah mencetak gol dengan tangan.

kendati demikian, publik tak menghakimi/mencemooh maradona. karena maradona memang benar seorang pesepakbola profesional, bukan karbitan.

mungkin di atas kiranya juga dapat di terapkan pada politik.

A :

Saya menghargai pandangan Anda, namun saya memiliki sudut pandang yang berbeda. Kecurangan dalam pemilu adalah masalah serius yang dapat merusak integritas proses demokrasi. Prinsip-prinsip keadilan, transparansi, dan akuntabilitas harus tetap dijunjung tinggi dalam penyelenggaraan pemilu.
 
Berdasarkan analogi yang Anda berikan tentang Maradona, memang benar bahwa kecurangan yang dilakukan oleh individu yang memiliki kualitas di bidangnya bisa menuai kontroversi. Namun, dalam politik, penting untuk membedakan antara prestasi individu dalam bidang spesifik dan integritas dalam kegiatan politik.
 
Kecurangan dalam politik dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap sistem demokrasi dan dapat mempengaruhi legitimasi pemimpin yang terpilih. Oleh karena itu, penting untuk menangani kecurangan dalam politik dengan serius dan mengambil tindakan untuk mencegahnya, serta memberikan sanksi bagi pelaku kecurangan.
 
Kita harus mendorong integritas dan kejujuran dalam politik, sehingga kita dapat membangun sistem politik yang inklusif, adil, dan mewakili kepentingan semua rakyat.

Q :

dalam sepakbola, pemain yang di beri kartu merah akan di usir dari lapangan dan tak di ijinkan bermain kembali sebelum masa hukumanya berakhir.

tapi setelah masa hukumanya telah berakhir, pemain itu di ijinkan atau di perbolehkan untuk bermain kembali. dan tak menutup kemungkinan pemain tersebut sekadar bermimpi dapat mencetak gol untuk tim atau untuk ambisinya sendiri dan agar dapar menutup sejarah kelamnya dengan prestasi. karena tak mungkin pemain sepakbola dengan tiba tiba beralih profesi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun