1. Sekilas film ini terkesan penuh drama. Orang sakit parah gak boleh tahu sakitnya sendiri. Belum lagi alibi keluarga yang bikin pernikahan (pura-pura). Billi yang sok-sok gak setuju akhirnya manut.
Tapi hey, ini bukan fenomena baru atau aneh di masyarakat bukan? Menutupi sesuatu dengan alibi 'melindungi' sesuatu.
Dalam film ini, kita tahu bahwa keluarga Billi meyakini pentingnya menjaga perasaan orang lain, terutama keluarga. Dengan cara dan budaya yang diyakini, tindakan ini dirasa paling tepat.
“In East, a person’s life is part of a whole. Family. Society. We’re not telling Nai Nai because it’s our duty to carry this emotional burden for her”—Haibin, paman Billi.
2. Nasihat lama perihal pentingnya menjaga nama baik keluarga. Kita sama-sama berkaca bahwa nilai dan norma yang berlaku di sebuah kebudayaan sering jadi tolak ukur sikap dan tindakan. Dalam konsep pernikahan etnis Tionghoa di film The Farewell misalnya,
“the wedding is very important. A lot of friends and family are coming. You can’t be weird at the wedding. You must be generous in spirit. And be courteous!”— Nai nai.
Lewat dua contoh di atas, kita diajak untuk melihat bahwa ada nilai dan kebiasaan yang umum terjadi di masyarakat, namun disajikan dengan perspektif budaya yang berbeda.
Kalau tadi saya hanya menyebutkan dua, mungkin kamu bisa menemukan lebih banyak. Trailer-nya saya taruh di bawah dan silakan tonton filmnya di situs resmi ya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H