Mohon tunggu...
Frederica Nancy
Frederica Nancy Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Hi! Salam kenal dari saya yang tengah belajar dan menari dalam dunia komunikasi massa-digital!

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Sentilan "Marlina Pembunuh dalam 4 Babak"

24 September 2020   22:47 Diperbarui: 28 September 2020   15:57 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://img.inews.co.id/media/822/files/inews_new/2018/09/18/marlina1.jpg

Film ini juga menempatkan perempuan dengan latar yang sangat tak mendukung. Tinggal sendiri, janda, dan berada jauh dari pemukiman penduduk.

Namun, itu yang justru ingin dikritik oleh penggarap film. Latar belakang Marlina menjadi kekuatan perempuan ini. Ia bersama rekannya justru hadir untuk saling menguatkan satu sama lain dan 'membunuh tamu' yang 'melemahkan' mereka untuk hidup.

Kalau Anda penduduk kota harus urbanisasi dan tinggal sendiri layaknya Marlina, bagaimana Anda akan membayangkan diri Anda saat dikunjungi tamu macam Markus dan kawan-kawannya?

4. Kritik Terhadap Pelayanan Publik

Pada poin terakhir ini, Anda pasti dengan gamblang pernah mendengar atau melihat rumitnya proses hukum, apalagi bagi masyarakat desa. Penyelesaian kasus hukum sebenarnya hanya satu dari sekian banyak fakta masih rendahnya upaya pelayan publik dalam menjalankan pekerjaannya.

https://mmc.tirto.id/image/otf/500x0/2017/10/04/Marlina_the_murdere_in_four_acts-5-2000-2000-1125-1125-crop-fill_ratio-16x9.jpg
https://mmc.tirto.id/image/otf/500x0/2017/10/04/Marlina_the_murdere_in_four_acts-5-2000-2000-1125-1125-crop-fill_ratio-16x9.jpg
Dari keempat poin di atas, sebenarnya ada poin kunci yang mengantarkan kita pada proses pemaknaan ini, yakni paradigma. 

Sederhananya, paradigma menjadi sekumpulan cara pandang yang biasanya digunakan oleh komunitas ilmuwan untuk menelaah atau pun mengkaji fenomena sosial yang berusaha diangkat oleh pembuat film tersebut ke dalam karyanya.  Paradigma yang nampak jelas dalam film ini ialah paradigma kritis.

Menurut Sophia A. McClennen dalam bukunya Globalization and Latin America Cinema: Toward a New Critical Paradigm, cara pandang yang satu ini akan membantu kita dalam memahami fenomena dominasi budaya, relasi kekuasaan yang ada, hingga dekonstruksi budaya dominan itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun