Film ini juga menempatkan perempuan dengan latar yang sangat tak mendukung. Tinggal sendiri, janda, dan berada jauh dari pemukiman penduduk.
Namun, itu yang justru ingin dikritik oleh penggarap film. Latar belakang Marlina menjadi kekuatan perempuan ini. Ia bersama rekannya justru hadir untuk saling menguatkan satu sama lain dan 'membunuh tamu' yang 'melemahkan' mereka untuk hidup.
Kalau Anda penduduk kota harus urbanisasi dan tinggal sendiri layaknya Marlina, bagaimana Anda akan membayangkan diri Anda saat dikunjungi tamu macam Markus dan kawan-kawannya?
4. Kritik Terhadap Pelayanan Publik
Pada poin terakhir ini, Anda pasti dengan gamblang pernah mendengar atau melihat rumitnya proses hukum, apalagi bagi masyarakat desa. Penyelesaian kasus hukum sebenarnya hanya satu dari sekian banyak fakta masih rendahnya upaya pelayan publik dalam menjalankan pekerjaannya.
Sederhananya, paradigma menjadi sekumpulan cara pandang yang biasanya digunakan oleh komunitas ilmuwan untuk menelaah atau pun mengkaji fenomena sosial yang berusaha diangkat oleh pembuat film tersebut ke dalam karyanya. Paradigma yang nampak jelas dalam film ini ialah paradigma kritis.
Menurut Sophia A. McClennen dalam bukunya Globalization and Latin America Cinema: Toward a New Critical Paradigm, cara pandang yang satu ini akan membantu kita dalam memahami fenomena dominasi budaya, relasi kekuasaan yang ada, hingga dekonstruksi budaya dominan itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H