"...but the protagonists must always face and try to overcome a set of obstacles before gaining the prize."--Costanzo (2014).
Liam membutuhkan usaha untuk menebus kesalahannya pada Josie, sang anak, dan keluarga yang ia tinggalkan tanpa penjelasan. Di lain pihak, Josie memerlukan waktu delapan tahun untuk kejelasan dari Liam sebelum akhirnya mereka bahagia bersama.
Selanjutnya, kita akrab mendengar bahwa kebahagiaan pernikahan tidak hanya melibatkan dua individu, tapi juga keluarga bahkan komunitas.
Misalnya, keakraban warga St. Augustine, Louisiana yang berkumpul dalam upacara pernikahan hingga bagaimana mereka sempat tampak ‘enggan’ dengan kembalinya Liam yang tiba-tiba.
Keempat, perjalanan menuju ‘altar kebahagiaan’ itu, menurut Costanzo (2014, h. 153) lekat ditampilkan dengan ritual pernikahan ala Amerika, seperti kerudung, gaun, hingga cincin sebagai lambang bersatunya dua insan.
“he in a new tux and top hat, she in a modest but resplendent white gown... The church pulsates with excitement and solemnity. Both sides of the aisle, festooned with flowers and candles, are filled with family and friends... There is the exchange of vows, the token rings, the kiss, the audience’s sighs, and then the organ breaks...”— Costanzo (2014).
Dari kriteria tradisi pernikahan di atas, kita tahu bahwa hanya iringan musik organ yang diganti dengan soundtrack Finally Home saat Liam dan Josie resmi menjadi sepasang suami istri.
Jawaban sederhananya ialah genre itu progresive dan terus berubah sehingga memunculkan hybridisation (hibridisasi).
"Genre is a constant process of negotiation and change."-- David Buckingham
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H