Mohon tunggu...
Karyadi Ch
Karyadi Ch Mohon Tunggu... -

Karyadi Ch merupakan Exclusive Trainer pada Lembaga Pengembangan SDM ( Focus Mind Education ) Hipnotherapist, Motivator juga Pemperhati Masalah Pendidikan & Sosial\r\nhttp://fmekendal.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kisah Pilu Seorang Anak

29 April 2012   09:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:58 2025
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah pilu ini saya tulis agar bisa menjadi bahan renungan dan semoga dapat kita ambil hikmahnya. Sebagai orang tua terkadang karena banyaknya kesibukan atau tuntutan pekerjaan hingga kurang memahami dan sering lupa memperhatikan anak kita.  Kadang kala anak bertingkah aneh seperti hiperaktif, melawan atau kurang menurut kata kata orang tua , tetapi sebenarnya anak kita mempunyai bahasa tersendiri dalam mengungkapkan perasaan mereka.

Kisah yang terjadi pada keluarga kecil yang mempunyai seorang anak perempuan cantik berumur sekitar 3 tahun yang memang aktif dan suka sekali menggambar sebut saja bernama Dita ( bukan nama sebenarnya ). Seperti pasangan keluarga lain di kota-kota besar yang meninggalkan anak-anak diasuh pembantu di rumah sewaktu mereka bekerja. Dita yang merupakan anak tunggal pasangan ini sering kali bermain sendiri dan dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur. Berbagai macam mainan yang dibeli ayah dan ibunya, rupanya masih saja membuatnya bosan dan masih mencari cari sesuatu yang bisa di jadikan mainan olehnya.

Suatu hari Dita menemukan sebuah obeng kecil di garasi rumahnya, dia lalu mencorat coret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretannya tidak kelihatan. Lalu di coba lagi pada mobil baru orang tuanya dan karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Dia terus mencorat coret mobil tersebut dengan senangnya, dia tidak berpikir akan akibatnya, dia hanya menggambar mengikuti imaginasinya dan mungkin berharap mendapatkan pujian dari orang tuanya.

Kebetulan hari itu ayah dan ibunya membawa motor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan lalu ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, gambar ayam, kucing dan lain sebagainya mengikuti imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah.

Ketika pasangan suami istri itu pulang sampai dirumah sangat terkejut melihat mobil yang baru setengah tahun dibeli itu penuh dengan coretan. Sang ayah yang baru saja masuk ke rumah langsung berteriak: “Kerjaan siapa ini!” . Pembantu rumah pun tersentak mendengar teriakan sang majikan kemudian buru buru keluar menemui majikannya, dia kaget setengah mati lalu beristighfar “Astagfirullahhal Adhim !“. Pembantu rumah gemetar dan ketakutan melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi sang majikan berteriak “Kerjaan siapa ini ?!”. “ Saya tidak tahu tuan.” Jawab sang pembantu ruamah berkali kali. Sang istri pun ikut membentak “Kamu dirumah seharian, apa saja yang  kamu kerjakan?!”.

Si anak yang mendengar suara ribut ribut antara pembantu dan orang tuanya , berlari keluar dari kamarnya. Dengan sangat manja dia berkata “Dita yang membuat gambar itu ayahhh.. cantik … kan!” katanya sambil memeluk manja ayahnya seperti biasa. Sang ayah yang sudah kehilangan kesabarannya mengambil obeng kecil yang di gunakan Dita mencorat coret mobil itu, lalu dipukulkannya berkali kali ke telapak tangan anaknya. Sang anak yang masih belum mengerti apa apa, itupun menangis kesakitan sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan bagian depan, si ayah juga memukul bagian belakang kedua telapak tangan anaknya.

Sedangkan sang istri hanya mendiamkan saja tanpa berbuat apa apa menyaksikan perbuatan suaminya. Pembantu rumah juga terbengong, tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melampiaskan kemarahannya sang ayah masuk kamar diikuti sang ibu. Pembantu rumah buru buru menggendong Dita yang menangis itu,dan membawanya masuk ke kamarnya. Pembantu rumah terperanjat melihat kedua telapak tangan depan dan belakang si Dita luka dan berdarah. Pembantu rumah lalu membersihkan luka luka di kedua telapak tangan Dita dengan air. Dita menjerit-jerit menahan perih saat luka – lukanya itu terkena air. Si pembantu rumah pun ikut menangis dan berusaha menidurkan anak kecil itu.

Orang tua Dita sengaja membiarkan anaknya itu tidur bersama pembantunya. Keesokkan harinya, kedua telapak tangan si anak bengkak. Pembantu rumah pun mengadu ke majikannya. “Oleskan obat saja!” jawab sang ayah.  Pasangan suami istri itu mungkin sengaja ingin memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, ayah dan ibunya tidak pernah menjenguk anaknya, meskipun setiap hari bertanya kepada pembantu rumah.  “Dita demam, bu”…ujar pembantunya singkat. “Kasih minum panadol aja ,” jawab sang ibu. Setiap kali mau masuk kamar tidur ayah dan ibu Dita menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita dalam dekapan pembantu rumah, mereka langsung menutup lagi pintu kamar pembantunya.

Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. “Petang nanti Dita bawa ke klinik“ jawab majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar Dita dibawa ke rumah sakit karena keadaannya sudah serius.

Setelah beberapa hari Dita di rawat inap, namun kondisinya tak kunjung membaik, Dita mengalami koma, hingga dokter memanggil ayah dan ibunya. “Tidak ada pilihan..” kata dokter tersebut, kemudian mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut. ”Luka Dita sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah” kata sang dokter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun