Â
- DESKRIPSI STUDI KASUS
     Anak Usia Dini adalah individu yang mengalami proses perkembangan sangat pesat karena mereka sedang menjalani suatu fase perkembangan yang fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Kemampuan dasar anak yang perlu dikembangkan salah satunya adalah kemampuan motorik yang terbagi menjadi dua bagian yaitu motorik halus dan motorik kasar.
    Kondisi yang menjadi latar belakang masalah ini terjadi adalah gerakan tangan anak dalam melakukan gerakan rumit belum maksimal terutama kegiatan membentuk, anak masih belum percaya diri dalam bereksplorasi membuat bentuk dengan berbagai media, keterampilan motorik halus anak belum berkembang optimal sehingga anak masih  minta bantuan guru  dalam melakukan kegiatan motorik halus seperti salah satu kegiatan yaitu bereksplorasi membuat bentuk, media pembelajaran bubur koran belum digunakan dalam meningkatkan keterampilan motorik halus anak, kurangnya stimulasi yang optimal dan media yang menarik bagi anak dalam kegiatan eksplorasi bentuk, kurangnya ketekunan dan kesabaran anak dalam berimajinasi membuat bentuk dikarenakan media yang kurang inovatif.Â
Praktik ini perlu di angkat supaya guru di dalam kelas mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang berorentasi pada HOTS, meningkatkan kompetensi guru dalam penggunaan media pembelajaran yang inovatif, menambah pengetahuan anak secara alamiah melalui bermain yang pada akhirnya dapat memotivasi kemampuan anak dalam bereksplorasi dengan bentuk  karena kegiatan yang menarik dan menyenangkan akan dapat menimbulkan imajinasi- imajinasi pada anak  .
ANALISA SITUASI
    Situasi yang menjadi latar belakang masalah ini terjadi adalah :`berdasarkan hasil observasi awal pada bulan Januari 2024 di TK Katolik Yos Sudarso Pelem Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk, yang menunjukkan bahwa kemampuan motorik halus anak khususnya pada kelompok B belum berkembang optimal. Ditunjukkan dalam hal dari 20 peserta didik ada 10 anak saat anak membuat bentuk dengan plastisin, yang motorik halusnya belum berkembang dengan optimal.Â
Hasil observasi ini diperoleh dari pengamatan penulis selama kegiatan pembelajaran berlangsung, Permasalahan ini  muncul ketika anak dihadapkan dengan kegiatan membuat kreasi bentuk dengan berbagai media, anak cenderung malas dan bosan.
    Tantangan dan hambatan yang dihadapi adalah anak-anak masih belum mampu mengkoordinasi mata dan tangan dalam membuat bentuk, anak-anak belum percaya diri dan sering minta bantuan pada guru dalam membuat bentuk, kemampuan motorik halus anak yang masih rendah dikarenakan media yang digunakan selama ini masih menggunakan LKA serta guru kurang variasi dalam media kegiatan pembelajaran di kelas untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak.Â
Satu alasan lagi mengapa keterampilan motorik halus dapat berkembang lebih lambat dikarenakan tindakan lain yang berkaitan dengan motorik kasar seperti menendang bola, melompati tali lebih mudah dilakukan. Keterampilan ini terkait erat dengan perkembangan kognitif anak dan proses berpikir anak dalam kemampuan motorik halus yang membutuhkan koordinasi yang signifikan antara mata, tangan dan jari jemari.Â
Guru dapat memberikan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak. Media bubur koran dapat diterapkan kepada anak usia 5-6 tahun khususnya dalam indikator membuat bentuk dari berbagai media, untuk menciptakan pembelajaran yang inovatif mengembangkan motorik halus selain menggunakan plastisin.
ALTERNATIF SOLUSI