Keluarga yang Sederhana
Toraja nama yang tak asing lagi di telinga kita. Toraja merupakan salah satu tempat wisata di Indonesia yang terkenal dengan keunikan budaya dan keindahan alam yang memikat hati. Â Disitulah seorang wanita pekerja keras ini lahir. Namanya Alberthin Sulle. Wanita kelahiran Toraja, 15 November 1993, merupakan anak dari pasangan Paulus Sulle Kanan dan Lusia Lapu. Alberthin Sulle atau yang akrab dipanggil Novie merupakan anak ke sepuluh dari 12 bersaudara.
Novie bukan berasal dari keluarga yang mapan. Ayahnya hanya seorang pemborong bangunan yang upahnya tergolong cenderung lebih rendah. Penghasilan ayahnya pun belum tentu lancar karena di tempatnya tidak selalu ada pembangunan atau renovasi rumah. Namun, meskipun keadaan ekonomi yang pas-pasan, semangatnya tak terbatas untuk bermimpi. Tidak hanya itu, orang tuanya selalu mendukung apapun yang Novie lakukan.
Awalnya Memutuskan Berkuliah di Sekolah Penerbangan
Keadaan ekonomi yang pas-pasan tidak membuat Novie membatasi diri dalam menempuh pendidikan. Novie mengenyam pendidikan di SDN 87 Alang-Alang. Setelah lulus tahun 2005, ia melanjutkan pendidikan di SMP Katolik Pato Nonongan dan lulus tahun 2008.Â
Prestasinya dan pencapaiannya paling banyak diukir saat duduk di bangku SMA. Pada tahun 2008 ia melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 2 Rantepao. Suatu kebanggaan bagi Novie karena meraih juara dua dalam Olimpiade Bahasa Jerman se-Indonesia Timur tahun 2010. Ia juga pernah mengikuti Paskibraka Kabupaten Toraja Utara sebagai perwakilan dari SMA nya.
Setelah lulus SMA tahun 2011, Novie memutuskan untuk mendaftar tes masuk di salah satu sekolah penerbangan yang berada di Yogyakarta. Serangkaian tes yang panjang sudah dia ikuti. Mulai dari seleksi administrasi, tes fisik, tes psikologi, sampai pada tahap akhir. Akhirnya Novie lolos dan berhak mendapatkan kesempatan mengemban pendidikan di sekolah penerbangan itu.
Keputusan berkuliah di sekolah penerbangan merupakan bukan semata-mata ikut-ikutan dengan teman-temannya tapi itu adalah taktik Novie. Pendidikan di sekolah penerbangan butuh waktu kurang lebih setahun maka sudah bisa bekerja. Â Berangkat dari situ, Novie berniat membantu orang tua dan ingin lekas bekerja setelah menyelesaikan pendidikan setahun di sana. Â Novie juga tidak mau terus menerus membebani orang tuanya karena Novie mempunyai dua adik yang pada saat itu masih SMA dan harus dibiayai.
Sesampainya di Yogyakarta ternyata keadaan tidak sesuai ekspektasinya. Rasa jenuh dan bosan hinggap dipikirannya. Saat itu dengan pemikirannya yang masih labil, Novie memutuskan jalan-jalan ke Kalimantan Timur. Awalnya Novie berniat berlibur, namun setelah sampai di Kalimantan Timur Novie malah mencari pekerjaan.
Awal Meniti KarirÂ
Memasuki tahun 2012, Novie mulai mengepakkan sayap karirnya. Ternyata bekerja bukan hal yang gampang dilakukan. Jatuh bangun ia rasakan selama merantau di Kalimantan Timur, tepatnya di Berau. Setahun di Berau, Novie sempat bekerja sambil berkuliah di salah satu perguruan tinggi. Namun setelah dua semester berlalu, Novie merasa tidak cocok dengan kampusnya dan mengundurkan diri. Pada saat itu karena sudah bisa menghasilkan uang sendiri, Novie memutuskan  menunda pendidikan di perguruan tinggi.Â