Mohon tunggu...
Florensius Marsudi
Florensius Marsudi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Manusia biasa, sedang belajar untuk hidup.

Penyuka humaniora - perenda kata.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menulislah yang Diketahui: Belajar dari Tragedi Sukhoi SJ100

12 Mei 2012   22:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:23 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kemampuan reportan menuliskan ulang sebuah peristiwa,  mestinya kemampuan tersebut  dibarengi - disertai akal sehatnya.  Lebih dari itu,   seorang repotan  perlu  menulis dan memihak  pada cita rasa kebenaran yang - otentik - atas peristiwa yang terjadi.

Sekedar Mengurai Asa

SSJ 100 sudah jatuh. Namun, tak harus peristiwa pesawat jatuh itu menjadi peristiwa kejatuhan dalam "tata tulis, dan tata laku". Tata tulis dan tata laku, mestinya sudah dipelajari, dipahami (dipraktikkan) dengan baik oleh mereka "yang merasa bisa menjadi reportan - penulis  canggih". Jika orang hanya  bisa sekedar menulis, jika orang hanya bisa sekedar menampilkan gambar (apalagi gambar tragis - palsu), ngapain menghamburkan kata muspra di hadapan banyak orang,  ngapain pamer  gambar  dihadapan banyak orang?

Saya pikir, saya tak butuh orang pamer-pamer, bual-bual kata. Saya membutuhkan kata yang pas untuk menuliskan jatuhnya SSJ 100. Saya membutuhkan kata yang pas untuk menuliskan, "Mari kita tolong  mereka yang menderita, mari kita cari korban SSJ 100 .... ". Andai  tak mampu berbuat banyak, berdoalah yang banyak untuk yang menderita.  Andai tak mampu menuliskan dengan baik peristiwa jatuhnya SSJ 100 secara detail, ya tulislah apa yang dilihat - secara jelas pandang mata. Orang bisa berkata-kata, orang bisa bertulis ria atas peristiwa,  namun kenyataan yang ada bisa jadi beda.  Karena kenyataan yang beda itulah kita membutuhkan "tata tulis dan tata laku" tersendiri, nggak asal tulis....lis.  Nggak asal papar gambar...mbar!!!

Akan lebih baik, kalau warga bangsa ini menyabarkan diri. Menyabarkan diri  dan menunggu  hasil  temuan - penyelidikan  Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), tentang kecelakaan SSJ 100.  Pastilah  KNKT yang dibantu Kopassus, Basarnas dan lain-lain,  bekerja dengan baik.  Seluruh warga Indonesia raya  ini menginginkan agar tragedi  SSJ 100 tak terulang lagi.  Mereka bekerja,  saya yakin semua demi - dan atas - nama kemanusiaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun