Mohon tunggu...
Florensius Marsudi
Florensius Marsudi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Manusia biasa, sedang belajar untuk hidup.

Penyuka humaniora - perenda kata.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dua Juta Sembilan Ratus Sembilan Puluh Sembilan Ribu Rupiah (Rp 2.999.000)

16 April 2012   04:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:34 9801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tas Ransel dan Hobi

Saya sejak dulu  (sekolah - kuliah - kerja),  mempunyai  hobi jalan-jalan, baca buku. Sahabat karib ketika jalan-jalan ya ... ransel warna biru, kaos, celana jeans, sepatu gunung (ket) minuman air putih seliteran, selalu tersedia di ransel itu. Cuma itu.

Setelah menikah, rupanya hobi itu "menular" ke istriku. Dan akhir-akhir ini, hobi itu  juga merambat ke putriku semata wayang. Maklum, 'Buah jatuh tak jauh dari batangnya. Ransel itu sudah hampir tujuh tahun menemaniku, mulai dari  Aceh Tenggara, Tungkam Jaya - Langsa, Medan  hingga yang terakhir ke Bali beberapa waktu yang lalu.  Mulai dari kisah dicegat Pol PP, hingga di - stop Polisi,  karena saya dikira membawa barang haram. Semua pernah saya alami.

Jujur, sebenarnya ransel itu itu sudah tak layak pandang, karena kusam.  Sudah waktunya diganti. Tapi saya masih merasa sayang padanya, karena jahitannya kuat, alias awet. Praktis, dan simple, mudah dibawa kemana saja.

Ke Swalayan... 2.999.000

Minggu, 15 April 2012, jam 15.34.

Kami bertiga, saya, Deth istriku, dan Prima,  sore itu sengaja jalan-jalan di mall, sebuah pasar swalayan jalan R. Katamso..., kotaku.  Cuaca agak mendung, tidak hujan, namun cukup teduh.  Ya, saya pikir sekali waktulah  jalan-jalan  di tempat ber-AC....  Maklum, saya ini  wong ndeso kluthuk, yang sangat jarang ke pasar swalayan, yang berlantai mengkilat licin, berbau harum. Belum lagi ditambah pengunjungnya ... luar biasa, besar - kecil, tua - muda, bahkan ada beberapa sekilah hanya pakai (maaf) bikini...[bikin keki si ini].

"Deth, aku ingin ganti - beli tas. Boleh nggak?"  Kataku, seraya minta persetujuannya. Ha...ha...., dalam hal keuangan,  istrikulah pengelolanya. Bendaharanya. Saya cuma minta uang untuk isi dompet guna beli bensin atau pertamax saja. Luar biasa ya? Wakakkakk......

"Good. Setuju. Pilihlah untuk mengganti ranselmu itu, Mas.... "  Kata istriku.

Segeralah saya meluncur ke tempat tas-tas yang terpajang rapi. Ada satu tas, merek "PC". Tas itu sangat lembut, sepertinya terbuat dari kulit pilihan. Bertali dobel. Cukup kuat untuk menenteng barang.  Lagi pula kancing tarik - zipper - ritsleting- nya juga terbuat dari logam kuningan. Kupegang tas itu dan kuberikan pada mamanya Prima.  Lalu aku pergi melihat-lihat barang yang lain.  Tak  seberapa lama, mamanya Prima mendekat. Ia menyentuh lenganku.

"Mas, yang benar saja. Benar mau beli ini?"   Mamanya Prima menunjukkan tas itu...

"Keputusan final ada di  bendaharalah...." Kataku.

"Mas, ingin tas ini?"

"Ya..." Kataku.

"Lihat..." Kata istriku seraya menunjukkan harga tas itu.

Saya terperangah, setengah tak percaya melihat  harga yang tertera di situ, 2.999.000.  Dua juta sembilan ratus sembilan puluh sembilan ribu rupiah.... Alias, tiga juta kurang seribu.  Saya ngakak..... (beberapa orang yang yang ada di sekitarku tersenyum). Duh, kelihatan ndesoku. Prima cuma memandangku agak bengong nggak ngerti.  Lalu kulihat tas yang lain, waduh rupanya ada yang 6 juta, ada yang 11 juta lima ratus..... Olala, alangkah kupleknya diriku.

"Mas, belilah barang yang sungguh kau butuhkan. Dan barang itu sangat mendesak".

"Siap mama...."  Kataku. Deth mencubitku. Biyuh....biyuh.

Kebutuhan dan Keinginan

Aku pergi meninggalkan pajangan tas yang harganya ber-jut-jut itu, seraya menggandeng tangan Prima dan mamanya.  Di perjalanan pulang aku cuma senyam - senyum mendengar kata-kata istriku yang amat mengancing nuraniku. Memang aku sebenarnya belum begitu membutuhkan tas tersebut. Kenyataanya ranselku ini juga masih bagus, kuat, walau sedikit kusam [sudah tujuh tahun].

Angka 2.999.000 mengingatkanku akan kata - kata istriku, "Belilah barang yang sangat  kau butuhkan, bukan yang kau inginkan". Berbahagialah Anda yang mempunyai pendamping hidup yang bijak, mampu bertimbang akal secara sehat. Makasih Mam....

Salam Prima.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun