"Bain......" Tanya wak Dullah
"Ya Wak, ada apa?"
"Tempatmu kurban apa?"
"Sapi lima ekor Wak...." Jawab Bain.
"Herry...."Â Tanya wak Dullah
"Iya Wak...." Jawab Herry
"Dilingkunganmu kurban apa Her?"
"Oh...anu Wak, kambing sepuluh ekor..." Jawab Herry
"Marsudi..." Panggil wak Dullah.
"Ada apa Wak?"
"Tempatmu kurban apa Le (panggilan untuk anak laki-laki)." Tanya wak Dullah
"Wak, ....sapi lah dipanggang lahar mendidih, kambing lah disate lava panas...., aku cuma bisa kurban perasaan".
Wak Dullah membisu. Lalu beliau berujar,
"Ya sudah Le, Allah ora sare (Allah tidak tidur)Â ia selalu menjaga 'kurban hati manusia'."
____________________________________________
* Teman dan sahabatku, dari ujung hatiku, aku hanya dapat berdoa. Semoga doaku ini pantas menjadi kurban pepulih.... Amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H