Mohon tunggu...
Flora Damayanti
Flora Damayanti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger | Photographer | Tour Consultant

Pendukung Pariwisata Berkelanjutan. Mendirikan Komunitas Cinta Geopark Bumi Hati.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Konservasi dan Promosi Warisan Geologi Geopark Kaldera Toba

26 September 2021   23:44 Diperbarui: 26 September 2021   23:45 963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bukit Holbung, Kabupaten Samosir, Sumatra Utara (dok. Facebook Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir via travel.compas.com)

Pada sidang ke-209 dewan eksekutif United Nations Educational, Science and Cultural Organization (UNESCO) di Paris tanggal 7 Juli 2020 Geopark Kaldera Toba akhirnya diakui dan terdaftar ke dalam jaringan UNESCO Global Geopark (UGG).

Pengakuan ini mengalami perjalanan yang panjang. Tahun 2011, nama geopark di kawasan Danau Toba diusulkan dengan nama Geopark Toba. Namun atas pertimbangan bahwa Danau Toba adalah hasil dari letusan supervolcano yang membentuk kaldera maka pada tahun 2013 penamaan kawasan tersebut diusulkan menjadi Geopark Kaldera Toba yang kemudian ditetapkan sebagai Geopark Nasional pada 7 Oktober 2013 dan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada 27 Maret 2014.

Filosofi dibalik konsep geopark pertama kali dicetuskan pada Simposium Internasional Pertama Warisan Geologi tahun 1991 di Digne, Perancis di mana geolog dari seluruh dunia bertukar pikiran tentang pentingnya melakukan konservasi pada situs-situs geologi di seluruh muka bumi. Lalu disepakati sebuah definisi warisan yang baru, yaitu warisan geologi. Dunia yang telah berusia 4.5 miliar tahun melalui proses evolusi yang panjang dan lama telah membentuk lingkungan di mana manusia tinggal dan beraktivitas. Artinya bumi dan manusia adalah satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Maka melalui jaringan geopark umat manusia dapat bersama-sama mengupayakan perlindungan dan pelestarian sekaligus mempromosikan warisan geologi dan kesejahteraan masyarakat sekitar melalui pembangunan yang berkelanjutan.

Penetapan Geopark Kaldera Toba ke dalam jaringan geopark dunia tentunya sangatlah penting, bahwa kawasan yang merupakan kesatuan geologis, budaya dan hayati yang terkandung dalam Heritage of Toba tidak hanya milik Sumatra Utara ataupun Indonesia, namun juga milik dunia. Salah satu upaya pelestarian dan promosi tersebut adalah melalui pengembangan geowisata. Geowisata bukanlah sekedar menikmati pemandangan alam yang indah, di dalamnya terkandung edukasi, konservasi lingkungan dan pengembangan budaya yang pada akhirnya memberikan kontribusi bagi kesejahtera masyarakat sekitar.

Dengan luas 1.145 km persegi, danau Toba merupakan danau vulkanik terbesar di dunia yang terbentuk akibat letusan berkali-kali dari supervolcano gunung purba Toba. Letusan ketiga atau yang terakhir diperkirakan terjadi sekitar 75.000 tahun yang lalu, merupakan letusan terbesar yang menghasilkan kaldera yang kemudian menjadi danau Toba sekarang dengan pulau Samosir di tengahnya. Berdasarkan letak kaldera hasil letusan dan pengangkatan dasar kaldera menjadi sebuah pulau kawasan Kaldera Toba dibagi menjadi empat geoarea yaitu: kaldera porsea, kaldera haranggaol, kaldera sibandang dan samosir.

Selain geosite pulau Samosir, proses letusan-letusan gunung purba raksasa tersebut juga meninggalkan jejak geologis dan geomorfologis yang tersebar di enam belas wilayah geosite yang berada pada tujuh kabupaten sebagai berikut:

Kabupaten Dairi, geosite Silalahi-Sabungan

Kabupaten Karo, geosite Sipiso-piso-Tongging

Kabupaten Simalungun, geosite Haranggaol dan Sibaganding

Kabupaten Toba Samosir, geosite Taman Eden, Batu Basiha-TB Silalahi Balige, Situmurun

Kabupaten Tapanuli Utara, geosite Hutaginjang dan Muara Sibandang

Kabupaten Humbang Hasundutan, geosite Sipinsur dan Bakara-Tipang

Kabupaten Samosir, geosite Tele, Pusuk Buhit, Hutatinggi Sodihoni, Ambarita-Tuktuk-Tomok

Masing-masing geosite punya hasil kebudayaan benda dan bukan benda yang beraneka ragam. Salah satunya adalah geosite Pusuk Buhit di Kabupaten Samosir, Kecamatan Sianjur Mulamula. Konon Pusuk Buhit merupakan tempat turunnya raja Batak dan asal muasal sejarah suku Batak. 

Di lereng gunung Pusuk Buhit tepatnya di desa Sigulatti didirikan Gedung Pusat Informasi Geopark Kaldera Toba dengan fasilitas meeting room, display room dan theater room. Indoor videotron di sepanjang dinding gedung menjelaskan dengan rinci sejarah terbentuknya kaldera Toba, geoarea, geosite dan objek wisatanya.

Gedung Pusat Informasi Kaldera Toba (IG @sumper_edward via karogaul.com
Gedung Pusat Informasi Kaldera Toba (IG @sumper_edward via karogaul.com

Selain di Sigulatti Pusat Informasi Geopark Kaldera Toba juga didirikan di Parapat di tepi Danau Toba di wilayah kabupaten Simalungun. Kedua pusat informasi ini diharapkan dapat memberikan edukasi yang komprehensif mengenai Danau Toba dan seluruh aspek keragaman geologis, hayati dan budayanya.

Pada tahun 2015 Danau Toba ditetapkan menjadi salah satu dari 10 destinasi wisata prioritas. Namun pada saat itu ada banyak permasalahan salah satunya danau Toba dijadikan tempat pembuangan sampah dan limbah oleh pabrik dan masyarakat sekitar (sumber: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) sehingga perlu direvitalisasi. 

Pada pertengahan 2019 Danau Toba ditetapkan sebagai destinasi super prioritas (DSP) bersama dengan Borobudur, Mandalika, Labuhan Bajo dan Likupang. Untuk melakukan percepatan pembangunan di DSP Toba Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada tahun 2020 telah mengalokasikan dana sebesar  1,33 triliun untuk membangun akses jalan, jembatan, revitalisasi pelabuhan, memperbanyak akomodasi, mengembalikan fungsi alami danau sebagai tampungan air melalui pengerukan sedimen, membersihkan gulma, penataan daerah sekitar,  dan sebagainya. 

Meeting, Incentive travel, Conference, Exhibition (MICE) meskipun sempat terguncang pada awal pandemi perlahan-lahan tumbuh kembali dan diharapkan mengalami kemajuan pesat di tahun 2021 ini dengan bertambahnya belanja pemerintah dan korporasi. Percepatan pembangunan destinasi wisata terutama di destinasi super prioritas seperti DSP Toba telah membuat destinasi menjadi lebih menarik dengan dipenuhinya unsur 5A yaitu aksesibilitas, akomodasi, atraksi, aktivitas dan amenitas dan tentunya dengan penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environment). Tahun 2021 ini DSP Toba, Borobudur, Mandalika, Labuhan Bajo dan Likupang tampil semakin menarik dengan berbagai fasilitas kelas dunia. Jadi, jangan kemana-mana, MICE di Indonesia Aja. 

Setelah pandemi Covid-19 dapat dikendalikan dan destinasi-destinasi pariwisata berangsur-angsur dibuka kembali diprediksi konsep-konsep quality tourism, geotourism maupun ecotourism akan menjadi trend wisata di Indonesia. Kerja keras Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang dimotori Bapak Sandiaga Uno dengan tak kenal  lelah berkunjung dari satu destinasi ke destinasi lain, mempromosikan, menyemangati, semoga segera membuahkan hasil dengan bangkitnya pariwisata Indonesia dan perekonomian nasional.

Kemeterian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terus bersinergi dengan pemangku kepentingan untuk menciptakan wisata yang berkualitas atau quality tourism. Konsep quality tourism mengajak wisatawan untuk memaksimalkan liburan di suatu destinasi dengan lebih dalam menekankan pengalaman dan aktivitas yang menyatu dengan kehidupan masyarakat lokal seperti pergi ke tempat-tempat wisata di pelosok, mencicipi makanan dan minuman lokal, menginap di homestay, bercengkerama dan ikut beraktivitas dengan penduduk lokal dan sebagainya. Interaksi ini diharapkan memperkaya wawasan dan pengalaman batin wisatawan sekaligus memberikan kesejahteraan ekonomi bagi penduduk lokal.

Menurut data, di kabupaten Samosir sendiri terdapat empat puluh tujuh desa wisata baik  yang sudah mandiri maupun yang masih dalam binaan pemerintah. Salah satu desa wisata yang sudah dapat beroperasi secara mandiri adalah desa wisata Bagot (desa Parlondut) yang terkenal dengan aktivitas mencicipi bagot yaitu tuak dari pohon nira khas Samosir dan wisata kuliner ayam panggang Samosir dengan rempah andaliman. Jika saat ini pemerintah berfungsi sebagai katalisator, ke depan inisiatif harus datang dari masyarakat melalui pendekatan bottom-up. Pemerintah tetap memantau, menyusun regulasi dan menciptakan enabling environment bagi terciptanya wisata yang berkualitas dan berkelanjutan. Tujuan itu dapat terwujud melalui model pentahelix yaitu kolaborasi dan sinergi antara pemerintah, komunitas, bisnis, akademisi dan media. 

Ide wisata yang dapat diusulkan antara lain jogging/walking track dari short track, medium track hingga long dan superlong track sehingga semua kalangan dapat menikmati wisata jalan kaki sambil menikmati indahkan pemandangan. Jogging track membuka kesempatan bagi masyarakat lokal untuk menjadi pemandu wisata, membuka usaha makanan, minuman dan suvenir di area yang dilalui. Sebaliknya wisatawan dapat mengenal lebih dekat masyarakat lokal melalui kegiatan ini. 

Wisata belanja adalah salah satu aktivitas yang hampir pasti dilakukan oleh pengunjung. Sentra oleh-oleh wajib ada di setiap destinasi.  Dibranding sebagai oleh-oleh khas masing-masing geosite. Oleh-oleh dapat berbentuk makanan, minuman, bumbu dan rempah, obat tradisional dan semua hasil unik khas Heritage of Toba yang dikemas dengan packaging kekinian sehingga praktis dibawa dan bernilai estika untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh. 

Promosi pariwisata bisa dilakukan oleh siapa saja. Untuk lebih menggencarkan promosi wisata Geopark Kaldera Toba, pusat informasi, restoran, cafe, hotel dan tempat-tempat yang dikunjungi wisatawan dapat memberikan cindera mata atau diskon untuk foto-foto aktivitas yang diunggah di media sosial dengan tagar-tagar seperti lokasi, destinasi, geosite, dan tentunya Geopark Kaldera Toba. 

 Terlepas dari status Danau Toba sebagai UNESCO Global Geopark, Danau Toba adalah danau vulkanik terbesar di dunia, dan danau itu ada di Indonesia. Ini tentu saja menjadi magnet bagi wisatawan internasional. Rasanya tidak akan berlebihan jika Indonesia punya satu hari untuk merayakan hari Geopark Kaldera Toba. Satu hari sebagai pengingat untuk selalu melestarikan danau Toba, budaya dan seluruh Heritage of Toba.

Sebagai penutup, tulisan ini menghimbau para pejalan atau travelers untuk ikut andil dalam menggemakan wonderful Indonesia. Karena di setiap perjalanan pasti ada cerita, rasa syukur atas keindahan, rasa kecil tak berarti di tengah alam semesta tak bertepi, rasa memiliki sebagai umat manusia atas bumi yang kita pijak dan tinggali. Pun atas karunia kenikmatan pemandangan menakjubkan danau Toba beserta keberagaman geologis, budaya dan hayatinya. Menyiarkan ke seantero jagat keindahan Heritage of Toba adalah salah satu tanggung jawab yang kita emban sebagai netizen +62, warga Indonesia maupun warga dunia. (fd)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun