Menemukan sebuah kemasan yang bisa mengamankan kualitas roti adalah tujuan utama Jessica saat ini. Ia mulai menjelajah seisi Google untuk mengetahui tempat percetakan kemasan yang cocok untuk bisnis kecil menengah yang ia tekuni. Dan hasilnya adalah, nihil alias tidak ada.
Berbagai kata kunci telah ia masukkan untuk bisa menemukan tempat percetakan yang mampu melakukan percetakan untuk kemasan roti miliknya. Tapi ada satu hal yang ia sadari, ada sebuah mesin bernama rotogravure yang biasa melakukan pencetakan kemasan namun nahasnya tidak bisa mencetak dalam kuantitas yang sedikit.Â
Sederhananya, mesin rotogravure yang selama ini digunakan oleh kebanyakan orang untuk mencetak kemasan tidak begitu ramah untuk pencetakan dengan kuantitas sedikit.
Tapi Jessica enggak pantang menyerah. Semangatnya terus membara untuk bisa mengetahui solusi yang tepat bagi kemasan rotinya. Banyak vendor percetakan kemasan ia hubungi, berharap ada yang mau melayani pencetakan kemasan dengan desain dan kuantitas yang ia inginkan. Tapi, hasilnya juga mengecewakan.
Kebanyakan vendor cetak kemasan yang ia hubungi hanya melakukan pencetakan dengan minimum order 100.000 pcs padahal ia hanya berencana untuk membuat 1.000 pcs aja.
Apa yang dihadapi oleh Jessica bisa jadi dihadapi oleh banyak pengusaha kecil menengah lainnya. Masalah cetak kemasan dengan minimum yang sangat banyak merupakan hal yang sering kali menghambat kinerja bisnis. Padahal kemasan memiliki banyak fungsi, manfaat, dan keunggulan yang ada untuk meningkatkan penjualan.
Kamu juga mungkin mengalami masalah yang sama dengan yang dialami Jessica, lalu bagaimana kamu keluar dari permasalahan menyebalkan tersebut? Tapi bisa jadi kamu justru mengalami hal yang lebih buruk seperti masalah dalam kuantitas, harga, kualitas, proses pembuatan, dan lainnya yang menguras emosi dan tenaga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H