Untuk menarik dan menyentuh perasaan pembaca, saya mengubah redaksi artikel yang dipamerkan di babak final FeLSI 2021. Saya menyederhanakan judul dan menyempurnakan konten artikel menjadi lebih dinamis layaknya roller-coaster.
Judulnya lebih singkat menjadi "Moderasi Beragama Melalui Musik, Mengapa Tidak?". Kini, artikel itu dipamerkan di laman resmi Pameran Karya Finalis FeLSI 2021 dan menjadi artikel favorit pembaca.
Baca Juga:Â Moderasi Beragama Melalui Musik, Mengapa Tidak?
Tokoh dan kisah perjalanan saya mewarnai konten artikel moderasi beragama. Kritikus sastra dan seniman almarhum Mukhsin Ahmadi -- dosen IKIP Malang -- sahabat dekat Emha Ainun Najib (Cak Nun) dan W.S Rendra, menjadi tokoh sentral dalam artikel saya.
Bergaya story telling, perjalanan saya mulai masa kanak-kanak hingga sekarang remaja, menjadi cerita utama di artikel features untuk merefleksikan konsep moderasi beragama. Moderasi beragama ini sangat urgen dipopulerkan kepada generasi Z demi mendukung toleransi, perdamaian, dan anti kekerasan.
Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas, yang akrab disapa Gus Yaqut, melalui akun resmi Twitter-nya @YaqutCQoumas merasa bangga dan me-retweet postingan saya Alfath Flemmo @maulasufa.
Gus Yaqut mengapresiasi pencapaian saya, prestasi siswa madrasah dalam lomba literasi jurnalistik FeLSI 2021. Artikel bertema moderasi beragama karya Maharsyalfath masuk dalam 25 karya terbaik nasional Puspresnas, Kemendikbud.
"Pak Menteri Gus @YaqutCQoumas, ini saya Alfath @maulasufa, siswa MAN 1 Jombang. Artikel saya 'Moderasi Beragama' tembus 25 Karya Terbaik Nasional Puspresnas, Kemendikbud. Kisahnya, saya tulis di Viva @CeritaAnda_ Mohon dukungan direpost di @Kemenag_RI", postingan tweet saya di akun Alfath Flemmo Maulasufa @maulasufa pada Selasa, 5 Oktober 2021.