Â
Dalam falsafah batak ada istilah 3 H yaitu Hamoraon, Hasangapon, Hagabeon atau dalam bahasa Indonesianya Kekayaan, Kehormatan, Keturunan, disatu sisi falsafah ini baik sehingga, membentuk karakter yang gigih dalam kehidupan orang-orang untuk mencapai ketiganya namun negatifnya ada orang-orang tertentu yang teralalu menjunjung tinggi tiga hal diatas sehingga terkadang malah mengabaikan hubungan antar sesama. Maka ketika seseorang merasa telah memperoleh tiga hal diatas
Banyak orang menjunjung tinggi kehormatan kemudian menggantungkan nilai dirinya kepada penghormatan orang lain sehingga membuat orang-orang tertentu rela mengorbankan orang lain demi kehormatannya tetap terjaga. Pola pemikiran ini yang seringkali turut dalam pikiran pembaca ketika membaca Yohanes 17:1 maka timbul Pertanyaan mengapa Tuhan Yesus Minta dimuliakan? Apakah kemuliaan yang dimaksud Tuhan Yesus hanya bicara mengenai kehormatan?
Teks Yohanes 17:1-5 merupakan sebuah rangkaian dari pesan-pesan Yesus Kristus sebelum kematiannya. Setelah meninggalkan beragam pesan mengenai siapa diri-Nya, apa yang para murid harus lakukan, terima dan hadapi ketika Dia pergi, Tuhan Yesus menutup rangkaian pesan tersebut dengan menaikkan doanya kepada Bapa-Nya.
Tuhan Yesus membuka Doa-Nya dengan mengatakan "Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau." (Ayat 1)
Jika melihat sepintas teks ini tentu kata kemuliaan akan terjemahkan sebagai sebuah kegiatan yang penuh semarak sebab definisi kemulian dalam konteks kita merupakan sebuah situasi dimana seseorang ditinggikan atau diagungkan. Namun jika melihat konteks Yohanes di pasal 12:23-24 Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.
Juga konteks Yohanes di pasal 12:32-34 dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku." ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati.
Â
kata 'permuliakan' merujuk pada kematian Tuhan Yesus di kayu salib dan kebangkitan-Nya dalam Karya penebusan. Dan didalam karya itu pula Allah turut dimuliakan, mengapa demikian? Sebab peristiwa penebusan mengandung 3 aspek penting, yaitu:
- Melalui pemuliaan Tuhan Yesus, manusia beroleh kehidupan kekal. (Ayat 2-3)
Manusia semula dicipta untuk menjadi rekan sekerja Allah untuk memelihara apa yang telah Tuhan ciptakan. Maka dalam kuasa Allah diciptalah manusia seturut dan segambar dengan rupa Allah, ada keakraban yang nyata dalam hubungan Manusia mula-mula dan Allah.
Namun dalam ketidaktaan rusaklah hubungan yang indah itu, manusia dicemari oleh dosa. Manusia yang semula dicipta sebagai rekan sekerja Allah berpaling menjadi seteru Allah dan kehilangan kemuliaan Alah (Rom 3:23).
Keadaan manusia yang telah rusak inilah yang kemudian dipulihkan dalam karya Yesus Kristus di kayu salib sehingga kita yang pernah menjadi seteru kemudian kembali menjadi Milik Allah. Melalui karya agung  Tuhan Yesus manusia beroleh kesempatan untuk memuliakan Allah, dosa tidak lagi memisahkan manusia dengan Allah. Manusia kembali kepada tujuan penciptaanya semula yaitu untuk kemuliaan Allah Yesaya 43:7. semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!
Sedemikian besar cinta Tuhan Sehingga ''Permuliaan'' yang dia serukan bukan kemudian bermuara pada diri-Nya sendiri melainkan untuk manusia.Â
- Pemuliaan Yesus juga menyatakan kemuliaan Allah Bapa, dalam ketaatanya melakukan pekerjaan yang Allah percayakan. (Ayat 4)
Melalui karya Tuhan Yesus di kayu Salib nyata ketaatan yang luar biasa. Didalamnya rencana Allah tergenapi. Yesus tetap berjalan dalam ketaatan meski sudah mengetahui beragam kengerian yang harus Dia hadapi sebagai manusia untuk melakukan kehendak Bapa.
Dalam kegentaran yang besar Ia berkata "jikalau boleh lalukan lah cawan ini dari padaKu'' namun segera mengembalikan semua permohonannya itu dengan kata "Jadilah kehendak-Mu''.
Pemuliaan Yesus Kristus Menjadi bukti KeTuhanan-Nya
Dia ayat 5 Tuhan Yesus memohon agar Dia dipermuliakan dengan kemuliaan yang Tuhan Yesus miliki di hadirat Tuhan sebelum dunia ada. Â Bagian Firman ini diteguhkan oleh Yohanes 11 'Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.'
Dia yang menerima tugas dari Bapa kembali ke tahta-Nya yang kudus, menyelesaikan karya kasih-Nya. Permuliaan-Nya membawa kemuliaan bagi kita sehingga dalam ayat yang ke-10 bagian Akhir Tuhan Yesus berkata ''...dan Aku telah dipermuliakan dalam mereka''
Pertanyaan bagi kita, benarkah Kristus telah dimuliakan didalam kita?
Ketika Tuhan Yesus Berkata "Aku telah mempermuliakan Engkau dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan''
 Adakah pernyataan yang sama muncul dari diri kita? Sudahkah kita menyelesaikan pekerjaan yang Dia berikan?
Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. (Efesus 2:10)
Bahwa dalam setiap kita ada rencana Allah yang dinyatakan. Allah telah merancangkan pekerjaan baik untuk tiap-tiap kita. Kepada setiap kita yang percaya bahwa kita yang semula kehilangan kemuliaan Allah melalui karya Kristus kita dilayakkan untuk kembali memancarkan Kemuliaan Allah itu. sehingga kemudian pancaran kemuliaan itu membawa orang lain mengalami pemulihan.
Apa kehendak Allah dalam kehidupan Manusia? Tuhan Yesus menyatakan dalam Yohanes 6:40 Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."
Kehidupan Kekal bagi setiap orang yang percaya beroleh hidup kekal, mereka yang saat ini belum percaya menjadi tanggung jawab kita. memberitakan injil kepada Mereka agar mereka juga beroleh hidup kekal.
Permuliaan Tuhan Yesus melalui karya Penebusan menyatakan pemulihan kehidupan manusia yang semula kehilangan kemuliaan Allah menjadi manusia yang layak memancarkan kemuliaan Allah. Kita beroleh hidup kekal dalam ketaatan Kristus melakukan apa yang Bapa percayakan, maka kita juga harus hidup dalam ketaatan yang sama, melakukan apa yang Tuhan kehendaki dalam kehidupan orang percaya yaitu memberitakan Injil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H