Puisi: Panggilan Kesatuan Melawan Virus yang Tersembunyi

Dalam senja sepi, terdengar bisikan, 

HIV/AIDS, mengintai tak terlihat. 

Seperti bayangan yang merayap, 

Baca juga: Puisi: "Terang yang Tak Pernah Surut"

Merambah tanpa suara, tanpa sapa.

Virus kecil, namun maha kuasa, 

Menyelinap dalam darah yang terasa. 

Baca juga: "Alam yang Indah"

Membawa derita, menyusup diam, 

Mengubah hidup, tanpa ampun dan tawa.

Pandangan mata, tak menilai warna, 

Baca juga: Senandung Politik: Puisi di Balik Panggung Kekuasaan

HIV/AIDS, tak pandang bulu rupa. 

Sebar bibit malapetaka tersembunyi, 

Di balik senyum, misteri yang kelam.

Berjalanlah dengan hati berwaspada, 

Jangan terbuai dalam kebohongan cinta. 

Jalin kasih dengan sejuta kehati-hatian, 

Agar tak jadi korban, penyesalan yang abadi.

Ketika malam tiba, bintang pun berkisah, 

Tentang perjuangan hidup dan harapan. 

HIV/AIDS, bukanlah akhir segalanya, 

Pesan cinta dan kesadaran, kita junjung tinggi.

Bukan stigma yang memenjarakan jiwa, 

Tapi pemahaman yang menuntun cahaya. 

Hadirkan kebaikan, dukung tanpa henti, 

Peringatan HIV/AIDS, tautkan kasih sejati.

Dalam pelukan kesadaran, kita bersatu, 

Melawan virus yang merayap tak kasat mata. 

Puisi ini pun, sebagai suara peringatan, 

Agar tak sirna cinta, di bayang-bayang malam.