Malam menjadi teman di kala aku merintih
Setiap sudut kamar menjadi tempat menampung air mataku
Aku yang menjadi rapuh saat semua insan menutup mata
Bayangmu selalu menjadi alasan derasnya air mataku
Di setiap sudut waktu, aku termenung
Bayangmu hadir dalam redup cahaya
Namun perlahan memudar, hilang tanpa jejak
Meninggalkan aku dalam lautan kerinduan
Ayah, aku rindu pelukan hangat darimu
Kini pelukan itu hanya menjadi sejarah indah
Hangatnya selalu tersimpan dalam ingatan
Ayah, rinduku melintasi ruang dan waktu
Memeluk bayanganmu yang tak lagi utuh
Berharap disana kau juga merindukanku
Walau fisikmu tak lagi di sekelilingkuÂ
Ku yakin kau tetap bersamakuÂ
Meski hanya dalam doa yang selalu ku bisikkan pada langit biru
Pudar bukan berarti hilang selamanya
Sebab cintamu dan bayangmu selalu abadi dalam jiwa
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI