Malam menjadi teman di kala aku merintih
Setiap sudut kamar menjadi tempat menampung air mataku
Aku yang menjadi rapuh saat semua insan menutup mata
Bayangmu selalu menjadi alasan derasnya air mataku
Di setiap sudut waktu, aku termenung
Bayangmu hadir dalam redup cahaya
Namun perlahan memudar, hilang tanpa jejak
Meninggalkan aku dalam lautan kerinduan
Ayah, aku rindu pelukan hangat darimu
Kini pelukan itu hanya menjadi sejarah indah
Hangatnya selalu tersimpan dalam ingatan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!