Mohon tunggu...
TEGUH HARIYANTO
TEGUH HARIYANTO Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STAI Kharisma Sukabumi

Teguh Hariyanto, M.Pd., adalah seorang akademisi dan penulis yang tengah menempuh pendidikan S3 di UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Dengan keahlian di bidang pendidikan, ia aktif melakukan penelitian untuk mengembangkan teori dan praktik pendidikan yang relevan dengan kebutuhan zaman. Selain mengajar dan meneliti, Teguh juga memiliki hobi menulis, dan karyanya sering dipublikasikan di berbagai media. Ia juga merupakan pembicara yang sering diundang di seminar-seminar akademik, di mana ia berbagi wawasan tentang pendidikan, pengembangan sumber daya manusia, dan inovasi di dunia pendidikan. Sebagai seorang pendidik, ia berkomitmen untuk terus memberikan kontribusi bagi kemajuan pendidikan di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Partisipasi Rendah di Pilkada 2024 Sukabumi, Ketua APD Soroti Apatisme Masyarakat

4 Desember 2024   20:00 Diperbarui: 4 Desember 2024   20:10 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pilkada serentak di Kabupaten Sukabumi yang digelar pada 27 November 2024 mencatat tingkat partisipasi pemilih yang rendah. Berdasarkan data yang dilansir dari Wartain.com, dari total 1.983.406 daftar pemilih tetap (DPT), hanya 1.059.105 suara yang masuk, atau sekitar 53,40 persen. Angka ini menunjukkan bahwa hampir separuh masyarakat Kabupaten Sukabumi tidak menggunakan hak pilihnya.  

Rendahnya partisipasi ini menuai tanggapan dari berbagai pihak, termasuk Teguh Hariyanto, akademisi dari Akademi Pemilu dan Demokrasi. Teguh menyebut bahwa angka partisipasi yang rendah ini mengkhawatirkan, terutama untuk pesta demokrasi yang seharusnya menjadi ajang partisipasi aktif masyarakat. Ia menilai fenomena ini mencerminkan apatisme masyarakat terhadap proses politik.  

"Partisipasi pemilih yang hanya 53,40 persen adalah angka yang sangat rendah. Ini menunjukkan adanya masalah dalam kesadaran politik masyarakat dan efektivitas sosialisasi pemilu," ungkap Teguh. Menurutnya, berbagai faktor seperti minimnya edukasi politik, kurangnya kepercayaan terhadap calon, dan persoalan teknis dalam penyelenggaraan pemilu bisa menjadi penyebab rendahnya partisipasi ini.  

Lebih lanjut, Teguh menekankan perlunya langkah-langkah konkret untuk meningkatkan partisipasi masyarakat. Edukasi politik yang lebih masif, perbaikan kualitas kampanye oleh para kandidat, dan penyelenggaraan pemilu yang lebih transparan disebutnya sebagai solusi yang bisa dilakukan. "Demokrasi hanya akan berhasil jika masyarakat berpartisipasi aktif," tegasnya.  

Rendahnya partisipasi pemilih ini menjadi peringatan bagi semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pemilu. Evaluasi menyeluruh terhadap proses Pilkada diperlukan untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang, sehingga demokrasi di Kabupaten Sukabumi dapat berjalan lebih baik dan inklusif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun