Meminum banyak air menjadi hal yang umum disarankan untuk mencegah kegendutan atau membantu penurunan berat badan bagi diet seseorang. Tapi banyak disebut bahwa air juga dapat menyebabkan kegendutan, khususnya meminum air dingin. Sehingga, air dingin sering menjadi larangan bagi orang yang sedang diet atau menginginkan penurunan berat badan.
Faktanya, air, baik panas ataupun dingin memiliki nol kalori, sehingga seharusnya air tidak mengakibatkan kegendutan pada individu karena tidak akan menyumbang kalori yang berakibat pada kenaikan berat badan.[1]Â Meskipun demikian, air dingin dipercaya dapat membekukan lemak di tubuh sehingga lemak akan bertambah, dan pada akhirnya akan berakibat pada kegendutan.
Dalam tubuh kita, terdapat sel lemak, atau yang biasa disebut adiposa dan berfungsi untuk mensekresi protein yang ada pada tubuh secara umum.[2]Â Jaringan adiposa ini terdiri dari dua jenis, yaitu White adipose tissue dan Brown adipose tissue.
White adipose tissue ini berperan dalam menyimpan energi. Sementara Brown adipose tissue berperan dalam membakar kalori untuk menstabilkan suhu udara di luar dengan suhu tubuh. Selain itu, brown adipose tissue dapat membantu dalam komplikasi metabolisme. [3]Â
Tubuh kita akan selalu menyesuaikan suhu dengan udara di luar agar terjadi kesetimbangan (homeostatis). Untuk melakukan homeostatis, dibutuhkan sel lemak, khususnya Brown adipose tissue, yang akan bekerja untuk menstabilkan suhu agar kembali terjadi homeostatis.
Ketika kita meminum air dingin, maka air dingin yang masuk ke dalam tubuh akan menurunkan suhu tubuh sehingga tidak terjadi kesetimbangan antara suhu di dalam tubuh dan suhu di luar tubuh. Tubuh harus kembali dapat menyeimbangkan suhu yang ada di dalam terhadap suhu lingkungan.Â
Maka, diperlukan jaringan adiposa ini, khususnya Brown adipose tissue untuk menstabilkan kembali suhu yang ada di dalam tubuh terhadap suhu di luar tubuh agar terjadi homeostatis. Brown adipose tissue juga dapat bekerja untuk meningkatkan sensitivitas insulin.
Ini adalah suatu bukti baru, ditunjukkan oleh seorang individu yang memiliki lebih banyak brown adipose tissue membakar lebih banyak asam lemak dan lebih banyak glukosa. [4]Â Sehingga, semakin banyak brown adipose tissue pada seseorang, orang tersebut akan lebih kurus. [4-7]
Namun kalori yang dibakar oleh brown adipose tissue hanya sekitar 50 hingga 100 kalori untuk menstabilkan suhu yang ada di dalam tubuh dengan suhu di luar tubuh. Maka, kerja dari brown adipose tissue ini tidak akan mengatasi obesitas, tapi berperan dalam mempertahankan penurunan berat badan atau disebut dengan "Weight-loss".
Ketika pasien memiliki kecenderungan penambahan berat badan saat mereka mengalami penurunan berat badan. Saat hal tersebut terjadi, sebagai respon dari "weight-loss" tersebut, akan menstimulasi brown adipose tissue dan hal tersebut akan membantu mempertahankan penurunan berat badan. [8]
Maka, kerja air dingin tidak spesifik untuk membantu mengatasi obesitas. Tapi, air dingin dapat membuat brown adipose tissue bekerja untuk membakar 50 hingga 100 kalori, dan akan membantu dalam komplikasi metabolisme, yang berakibat pada pembakaran kalori di dalam tubuh, sehingga pembakaran kalori berlangsung dengan lebih efektif.
Selain itu, air dingin memiliki nol kalori sehingga tidak akan menyebabkan kenaikkan berat badan pada tubuh seseorang. Dan air secara umum dapat membantu mempercepat metabolisme tubuh seseorang. Sehingga, air dingin tidak akan menyebabkan kegendutan, tapi justru mempertahankan dan membantu kerja dari "weight-loss" karena jaringan lemak Brown Adipose Tissue tersebut.
REFERENSI
1. Staff MC. Get back to weight loss basics. Counting Calories [Internet]. 2018 Mar 28 [cited 2018 Aug 6].
Available from: https://www.mayoclinic.org
2. Arvidsson et al. Effects of different hypocaloric diets on protein secretion from adipose tissue of obese women [Internet]. Diabetes. 2014 Aug [cited 2018 Aug 6];53(8):1966-71.
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov
3. Hanssen et al. Short-term cold acclimation recruits brown adipose tissue in obese humans [Internet]. Diabetes. 2016 May [cited 2018 Aug 6];65(5):1179-89.
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov
4. Raiko et al. Brown adipose tissue activity associates with insulin sensitivity and liver adiposity independently of visceral fat mass in healthy adults. Program and abstracts of the European Association for the Study of Diabetes 50thAnnual Meeting; September 15-19, 2014; Vienna, Austria. Abstract 23.
5. Deelan et al. Seasonal variation in temperature influences acute brown adipose tissue activation. Program and abstracts of the European Association for the Study of Diabetes 50th Annual Meeting; September 15-19, 2014; Vienna, Austria. Abstract 22.
6. Din MU, Raiko J, et al. Cold exposure increases the oxygen uptake rate of brown adipose tissue in humans. Program and abstracts of the European Association for the Study of Diabetes 50th Annual Meeting; September 15-19, 2014; Vienna, Austria. Abstract 20.
7. Saari T, Raiko J, et al. Impaired brown adipose tissue fatty acid metabolism in obese subjects. Program and abstracts of the European Association for the Study of Diabetes 50th Annual Meeting; September 15-19, 2014; Vienna, Austria. Abstract 19.
8. Cypess AM, Kahn CR. Brown fat as a therapy for obesity and diabetes [Internet]. 2013 Mar 10 [cited 2018 Aug 6].
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H