Membaca merupakan hal terpenting dalam pendidikan maupun dalam hal lain karena membaca dapat menambah wawasan dan pengetahuan.Â
Dengan membaca, sesorang dapat memandang dunia lebih luas. Di negara-negara maju tingkat literasinya sangat tinggi, berbeda dengan Indonesia yang mana budaya literasi kurang diminati masyarakat.Â
Maka dari itu pemerintah membuat banyak program-program literasi di  semua tingkat pendidikan. Namun, masih banyak siswa kurang berminat untuk membaca dan lebih memilih untuk melakukan kegiatan-kegiatan lain daripada membaca.
The Worlds Most Literate Nations merilis daftar panjang negara negara dengan peringkat literasi di dunia. Penelitian ini dilakukan oleh Jhon W. Miller Presiden Central Connecticut State University, New Britain.Â
Hasil dari penelitian ini menempatkan Finlandia sebagai negara paling literat atau terpelajar di dunia. Sedangkan Indonesia menempati urutan ke-60 dari 61 negara. Masyarakat Finlandia sangat membudayakan aktivitas membaca. Kegiatan ini sudah seperti menjadi sebuah keharusan di negara tersebut.Â
Pemerintah Finlandia mendukung pendidikan anak sejak dini. Dimana keluarga memiliki peran menjadi gerbang utama pendidikan untuk anak terutama dalam tahap belajar usia dini. Di Finlandia juga terdapat perpustakaan dimana-mana sehingga tidak ada alasan untuk tidak sempat membaca. Budaya membaca didorong secara turun-menurun.Â
Sistem pendidikan di Finandia lebih menekankan pembelajaran dengan metode bermain, berimajinasi, dan self discovery. Dengan metode ini anak-anak akan senang belajar tanpa ada tekanan.Â
Para orang tua selalu membacakan dongeng demi kedekatan mereka sebagai orang tua dengan anak dan pengetahuan, dongeng sebelum tidur menjadi tradisi penting dalam keluarga.
 Dongeng folk dan mitologi Finlandia diceritakan untuk membentuk karakter anak. Melalui tradisi ini, minat baca akan terpupuk sejak dini. Selain itu, budaya membaca pada anak-anak juga dikemas melalui program tv berbahasa asing yang tidak dialihsuarakan dan hanya diberi teks terjemahan. Dengan begitu, anak-anak akan tetap membaca saat menonton tv. Â
Finlandia memang sudah membuktikan hasil dari revolusi pendidikannya. Generasi yang cerdas dan terpelajar lahir dari minat baca yang tinggi. Selain negara Finlandia, ada negara Amerika Serikat yang menduduki peringkat ke-7 dan negara Inggris di peringkat ke-17.Â
Di Inggris berbagai contoh mengenai bagaimana budaya membaca ditumbuhkan dan dipelihara. Misalnya, sekolah mengadakan reading day setiap minggunya. Juga pojok buku yang selalu tersedia di sekolah-sekolah.
Negara Indonesia sangat darurat literasi, berbagai upaya telah dilakukan guna meningkatkan minat baca masyarakat. Namun, Indonesia perlu berusaha lebih keras lagi karena di era modern ini masyarakat lebih tertarik untuk bermain gadget daripada membaca buku.Â
Bahkan menurut data Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, rata-rata orang Indonesia membaca buku sebanyak tiga sampai empat kali dalam semingu dan menghabiskan waktu sekitar 30-60 menit perhari. Â
Masyarakat indonesia perlu mengubah cara pandang mereka bahwa membaca hanya dilakukan oleh siswa dan mahasiswa saja. Sehingga masyarakat diluar koridor tidak memiliki kewajiban untuk membaca dan mengembangkan literasi.Â
Minat baca dapat ditingkatkan jika kita semua bersungguh-sungguh ingin berubah dan budaya literasi di negara lain yang sudah maju juga dapat dijadikan sebagai patokan kita untuk mengubah kebiasaan buruk masyarakat Indonesia.Â
Meski faktanya minat baca di negara Indonesia masih rendah. Namun, jangan jadikan hal ini untuk melunturkan semangat literasi kita sebagai penerus bangsa.Â
Mari membangun bangsa dengan budaya literasi. Jadikan membaca sebagai kewajiban. Karena membaca adalah jendela dunia dan membaca membawa banyak dampak positif  bagi kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H