"Ehh, bukannya bagus kalau habis spesies kita? Kan tidak ada lagi ketidak-adilan? Tidak ada lagi yang teriak-teriak kepada polisi yang main hakim sendiri? Tidak ada lagi yang akan merasakan patah hati? Atau sakit gigi? Atau tidak ada lagi yang teriak NKRI dan anti-pancasila? Syarat dari semua itu kan ada manusia. Tidak mungkin ketidak-adilan bisa lepas dari manusia. Mana ada selama ini protes dari binatang kepada binatang yang lain karena ketidak-adilan."
Tunggu dulu. Saya mesti cari dalil selain dalil rasisme: ras saya harus tetap dipertahankan.
"Dan itu artinya rasisme akan selalu ada?" Iya, kecuali kamu memang tidak takut terkena corona dan mulai membangun kedekatan dengan corona sebagai bentuk anti-rasis.
Selain itu, sulit mengklasifikasikan WFH, dalam artian, jika benar terjadi produksi besar dikendalikan dari rumah, disebut apa jenis kerjanya.Â
Dalam Fordisme dan pasca-Fordisme ini menuai perbantahan yang cukup panjang. Fordisme dicirikan dengan distingsi antara kerja intelektual (manejer yang mengontrol langsung) serta kerja manual/material (pekerja di pabrik besar dengan produksi massal). Di sini definisi dari pemilik/kapitalis menjadi kabur karena adanya si manejer.Â
Pada pasca-Fordisme dicirikan dengan 'kerja imaterial' (lavoro immateriale)Â atau 'proletariat intelektual' atau disebut juga sebagai 'kognitariat'. Basis kerjanya di rumah masing-masing (misalnya desainer, juru pemasaran, dan sejenisnya). Poin pentingnya adalah menciptakan makna-makna. Dasarnya: informasi/makna adalah komoditas. Inilah bentuk kerja imaterial.
Terus, jika nantinya pekerja pabrik bisa menciptakan produksi besar-besaran dari rumah, dan repetitif, disebut apa kerja itu?Â
Maksudnya begini...
"Jangan terlalu memutar-melingkar. Langsung saja, Bro."Â
Iya, sabar.
Kerja-kerja tertentu adalah pencurahan tenaga kerja langsung. WFH itu hanyalah jenis kerja-kerja tertentu. Jenis kerja lain tetaplah work from work.