Mohon tunggu...
Fadlilah Junianto
Fadlilah Junianto Mohon Tunggu... Teknisi - Content Enthusiast

Telah berpengalaman di dunia Teknik Mesin dan sekarang sedang menyelam di dunia Sastra Inggris. Sedang tertarik untuk membuat konten di sosial media. Sangat tertarik dengan dunia psikologi, filsafat, dan pengembangan literasi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perkembangan dan Penyebaran (Diaspora) Islam di Inggris

10 Juli 2023   04:59 Diperbarui: 10 Juli 2023   06:34 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inggris adalah sebuah negara bagian dari Britania Raya, yang telah memiliki banyak macam sejarah, berbagai kemajuan teknologi, dan menjadi pusat perdagangan Eropa sejak abad ke 8. Banyak kemajuan teknologi hadir di Inggris, mulai dari transportasi, perdagangan, lahirnya karya-karya terbaik dunia, sampai tokoh-tokoh penting dunia juga lahir dari Inggris.

Pada abad ke 8, telah tercatat banyak jalinan dagang antara Inggris dan umat Muslim, baik itu dari umat muslim Spanyol, Afrika, Maupun Asia. 

Bahkan Raja Inggris saat itu, yang bernama Raja Mercia, mempunyai beberapa mata uang yang dicetak oleh Penguasa muslim. Mata uang tersebut bertuliskan "la ila ha ilallah" yang berarti tiada Tuhan selain Allah. 

Sumber lain mengungkapkan bahwa Islam sudah berlabuh di Inggris Raya sejak abad ke-9, ini terbukti dengan temuan liontin bertuliskan "bismillah". Pada abad ke 9 ditemukan juga koin yang digunakan sejak abad ke-8 dengan tulisan dua kalimat syahadat.

Nah mengapa sih banyak jalinan dagang yang tercatat dari umat Islam ke Inggris? Karena memang pada abad ke 8, perkembangan Islam dalam hal pengetahuan di Eropa, salah satunya Inggris, itu sangat pesat.

Perkembangan jalinan dagang tersebut tidak lain karena ekspansi dari Kekalifahan Ar-Rashid (Khulafaur Rasyidin), yang puncaknya penyebarannya meluas ke Afrika oleh Utsman bin Affan r.a. Perkembangan tersebut kemudian diperluas lagi oleh Kekhalifahan Umayyah (Khulafaur Umayyah), oleh Muawiyah I, sampai ke Eropa. Disinilah dikenal sebuah istilah bahwa Islam mencapai "the golden age" atau masa keemasan. Masa keemasan ini dimulai pada abad ke 8 sampai ke abad 13. 

Di masa ini banyak lahir "polimat", yaitu orang-orang yang berwawasan luas, menguasai multi dimensi, dan mengedepankan moderasi. Orang-orang tersebut antara lain seperti Al-Khwarizmi, Al-Farabi, dan Ibnu Sina. Orang-orang yang tidak hanya pandai dalam hal agama, tetapi juga pandai dalam hal matematika, kedokteran, fisika, dsb. Nah dampak dari Islam sebagai  kiblat dunia, baik itu teknologi maupun agama, menyebabkan akhirnya banyak orang-orang Inggris yang berlabuh ke daratan Arab, untuk menuntut ilmu.

Di abad ke 8 sampai abad 13, dikarenakan banyaknya sarjana-sarjana Inggris yang menuntut Ilmu di daratan arab, terjadilah apa yang disebut sebagai akulturasi budaya dan kerja sama, sehingga banyak orang-orang hebat dari Inggris yang membuat karya-karya terjemahan Bahasa Inggris dari Arab, untuk diajarkan ke penduduk Inggris.

Adelard of Bath (1125 M) adalah salah satu tokoh tersebut. Beliau adalah sarjana, filosof, dan penerjemah paling awal buku-buku yang berisi ilmu pengetahuan dan sains yang berbahasa Arab. Ia menerjemahkan dari versi bahasa Arab karya Euclides, Elements, ke dalam bahasa Latin, yang untuk beberapa abad digunakan sebagai teks utama dalam pelajaran geometri di Dunia Barat.

Jadi disinilah tokoh-tokoh Islam sedang gencar-gencarnya menyebarkan pengetahuan ke seluruh dataran Eropa. Islam menjadi pandu dunia, dan penduduk Eropa gencar menuntut ilmu ke daratan Arab.

Di abad ke 16, ekspansi Islam lebih besar lagi. Islam sudah sangat berjaya di Turki. Turki sebagai negara yang memiliki daratan yang unik, yakni sebagai tempat penyeberangan utama antara Asia dan Eropa, dan disaat itu juga terdapat kesultanan Ottoman yang berjaya di Turki, membuat Islam lebih meluas di daratan Eropa. Penyebaran tersebut tidak hanya dalam hal pengetahuan dan agama, namun juga sampai ke militer dan pemerintahan.

Inggris pun dalam hal ini lebih menyukai kerjasama dengan umat muslim terkait kekuatan militer. Saat itu Sultan Murad sebagai Penguasa Turki Utsmani, dengan senang hati membantu Ratu Elizabeth untuk membantu Inggris melawan Spanyol. Akhirnya menurut sejarah, terdapat orang Inggris yang pertama kali memeluk Islam bernama John Nelson, seorang tentara Inggris pengawal ratu Elizabeth. 

Pada abad ke 16, mulai dibuka jurusan Bahasa Arab di Oxford University. Bahasa Arab mulai diperkenalkan di Inggris, sekaligus sebagai sarana Islam berkembang di Inggris. Disini lahir Ilmuwan yang kita semua tahu, yaitu Isaac Newton, yang tercatat sebagai orang yang sangat mengagumi sarjana-sarjana terpandang dari daratan Arab ketika Islam memasuki masa "The golden age".

Pada abad ke 16 juga untuk pertama kalinya, Al-Qur'an diterjemahkan dalam Bahasa Inggris oleh Alexander Ross, salah satu Sastrawan Inggris yang terkenal. Ini merupakan suatu peristiwa penting dalam perjalanan Islam di tanah Inggris.

Pada abad ke 18, banyak umat muslim yang mulai bermukim di Inggris akibat ekspansi kolonial Inggris di India dan Asia Tengah. Imigran Muslim yang pertama datang ke Inggris adalah orang Yaman dari Eden. Mereka kemudian menghimpun diri di Cardiff. Kota Cardiff ini menjadi kota awal perkembangan Islam, dikarenakan letaknya di Selatan Inggris dan dekat dengan laut, memudahkan umat muslim yang bermigrasi untuk tinggal disana.

Kemudian pada tahun 1860, sebuah masjid untuk pertama kalinya dibangun di Inggris. Ditahun yang sama, lahir sebuah komunitas muslim pertama di Inggris yang bertempat di Liverpool, dipimpin oleh seorang mualaf yaitu Syaikh Abdullah Quiliam. Komunitas ini berkembang sampai akhirnya punya Institut sendiri yaitu Institut Muslim Liverpool.

Oleh karena wilayah jajahan Inggris semakin meluas, semakin banyak pula pelaut yang berdatangan ke Inggris. Pada awalnya, pelaut tersebut berasal dari India. Tidak hanya pelaut, terdapat juga tentara dan mahasiswa. Mereka lalu menyebar di kota-kota seperti Cardiff, Swansea, Plymouth, Liverpool, dan London. Perniagaan antar umat muslim akhirnya terjadi di Inggris.

Pada tahun 1900an, mulailah terjadi perkembangan lembaga-lembaga Islam. Seperti WABIL dan bahkan di tahun tersebut juga terbentuk partai Islam di Inggris, yaitu Islamic Party of Britain. Partai ini dibentuk untuk melakukan penelitian, menyokong jawaban-jawaban Islami mengenai isu-isu kontemporer, dan berkontribusi pada kebijakan ekonomi, lingkungan hidup, kesehatan, sosial, dan aspek lainnya. Pada tahun 1900an juga, Al-Qur'an diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dalam skala besar oleh tokoh-tokoh seperti Yusuf Ali, Marmaduke Pickthall, dan Daryabadi, yang terjemahannya masih dipakai sampai sekarang. Tiga tokoh ini menjadi contoh yang utama dalam penerjemahannya.

Sejak Perang Dunia Kedua, umat Islam bermigrasi ke Inggris dalam jumlah yang relatif jauh lebih besar, dengan mayoritas berasal dari Asia Selatan (terutama Pakistan dan Bangladesh). Membengkaknya angka migrasi ini disebabkan adanya peluang ketersediaan lapangan pekerjaan di Inggris, terutama industri baja dan tekstil yang berkembang pesat di Yokshire dan Lanchasire.

Pada 1951, penduduk Muslim di Inggris diperkirakan baru mencapai 23 ribu jiwa. Sepuluh tahun kemudian, populasi penduduk Muslim di Inggris menjadi 82 ribu, dan pada tahun 1971 sudah mencapai 369 ribu jiwa.

Pada akhir tahun 1950-an dan awal 1960-an, masyarakat Muslim merasa kesulitan dalam mengonsumsi makanan halal karena saat itu restoran Muslim masih sangat sedikit. Oleh karena itu pada tahun 1970, Supermarket Al-Halal dibangun oleh Sher Azam (pengusaha Muslim di Bradford).

Karena di tahun 1900an ini banyak imigran datang ke Inggris, banyak terjadi kontak antara umat Islam dan umat Nasrani. Kontak yang terus-menerus tersebut akhirnya membuat keduanya mengadakan sebuah dialog antar keimanan, dimana dalam dialog tersebut Islam dijelaskan secara lembut, santun, dan penuh cinta, untuk mencapai kesalingpahaman antar agama. Dialog tersebut tidak hanya dilakukan secara bilateral, dalam hal ini antara Muslim dan Nasrani saja, namun juga dengan umat lain seperti Hindu dan Buddha. Sehingga pada tahun 1987 didirikanlah Organisasi Interfaith Network di Inggris, yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dan menjadi jembatan antar konflik keimanan di Inggris.

Pada awalnya kesulitan yang dihadapi imigran dari daratan Arab adalah penguasaan bahasa, karena bagaimana pun mereka berasal dari negara-negara seperti Pakistan, Bangladesh, dan negara-negara Timur Tengah. Mereka merasa mendapat kesulitan dalam berkomunikasi, pemahaman budaya, dan harapan-harapan mengenai pendidikan. Sehingga diadakanlah seminar-seminar dan pembelajaran Bahasa Inggris, dengan tujuan para imigran ini yang kaya akan ilmu dari tanah Arab, bisa mendakwahkan dan menyebarkan Islam di Inggris menggunakan Bahasa Inggris.

Status sosial masyarakat Islam di Inggris semakin berkembang, dengan penerapan hukum Islam yang sedang marak di Inggris. Hukum Syariah atau Sharia Law tengah marak di Inggris dalam hal penegakan hukum berpakaian, serta hukum lain dalam Islam, berdakwah, hingga ke ranah ekonomi yakni bank syariah.

Saat ini, terdapat sekitar 2.8 juta penduduk muslim di Inggris atau 4,6 persen dari total populasi. Kaum muslim di Inggris juga berhasil mencatatkan sejarah baru dalam dunia perpolitikan Inggris. Untuk pertama kalinya, sebanyak 13 orang muslim menjadi anggota parlemen Inggris. Penduduk Inggris juga sangat menghargai hak-hak individu, termasuk hak untuk beragama dan beribadah. 

Meskipun akhir-akhir ini terdapat narasi atau masalah di Inggris mengenai "Islamophobia" yang menyebabkan penduduk Islam di Inggris "dipandang sebelah mata", Islam tetap digaungkan di Inggris dengan pendekatan moderasi, penuh cinta, dan tidak memaksa, agar Islam bisa terus menyebar di daratan Inggris dan Britania Raya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun