Mohon tunggu...
Fajar Hadimulya
Fajar Hadimulya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hukum pada Universitas Andalas

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Andalas

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Tantangan Pilkada Serentak 2024 di Sumatera Barat

2 Desember 2024   15:58 Diperbarui: 2 Desember 2024   21:33 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pemiilihan Kepala Daerah atau lebih akrab dikenal dengan nama Pilkada adalah proses pemilihan yang dilakukan secara langsung oleh masyarakat untuk memilih pemimpin daerah, seperti gubernur, bupati, dan wali kota, beserta wakil-wakilnya. Dalam pelaksanaannya, pemilih yang memenuhi syarat di daerah administratif setempat berhak memberikan suara secara langsung. Proses ini dikelola oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan diawasi oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

Pada tahun 2024, Pilkada akan dilaksanakan serentak di Indonesia yang akan melibatkan pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota di 545 daerah, termasuk 37 provinsi, 415 kabupaten, dan 93 kota. Pilkada serentak merupakan bagian dari sistem demokrasi Indonesia, di mana masyarakat memiliki hak untuk memilih pemimpin daerah secara langsung. Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, pilkada serentak dilakukan sebagai tindak lanjut dari keputusan Mahkamah Konstitusi yang mendukung penyelenggaraan pemilu secara bersamaan untuk memperkuat sistem presidensial.

Tujuan utama dari pelaksanaan Pilkada serentak adalah:

  • Menyelaraskan Masa Jabatan: Menghindari tumpang tindih masa jabatan kepala daerah di berbagai daerah.
  • Meningkatkan Efisiensi: Mengurangi biaya dan waktu yang diperlukan dalam penyelenggaraan pemilu.
  • Mendorong Partisipasi Masyarakat: Dengan melaksanakan pemilihan secara bersamaan, diharapkan lebih banyak warga yang terlibat dalam proses demokrasi.

Pelaksanaan Pilkada serentak di Indonesia menghadapi berbagai kendala yang dapat menghambat kelancaran proses pemilihan. Berikut adalah beberapa kendala umum yang sering ditemui:

  • Masalah Makro

Ketentuan Hukum yang Multitafsir, yaitu Adanya ketentuan dalam undang-undang pemilu dan pilkada yang dapat ditafsirkan berbeda-beda membuat penyelenggara rentan terhadap masalah etik dan hukum, termasuk potensi tuntutan pidana.

  • Kendala Teknis

Irisan Tahapan Pemilu dan Pilkada, yaitu Pelaksanaan tahapan pemilu dan pilkada yang bersamaan sering kali menyebabkan kebingungan dan kesulitan dalam koordinasi

Kesulitan Akses Teknologi Informasi, yaitu Di beberapa daerah, terutama di wilayah Indonesia timur, akses terhadap jaringan teknologi informasi masih terbatas, yang menghambat komunikasi dan pelaporan data.

Keterbatasan Logistik, yaitu Masalah dalam ketersediaan logistik pemilu, seperti surat suara dan perlengkapan pemungutan suara, sering kali menyebabkan keterlambatan dan perluasan waktu pemungutan suara

  • Kendala Geografis

Daerah Terisolir, yaitu pada Beberapa daerah dengan kondisi geografis yang sulit dijangkau dapat mengalami kesulitan dalam distribusi logistik dan pelaksanaan pemungutan suara.

  • Sumber Daya Manusia (SDM)

Rekrutmen SDM Ad, yaitu adanya Kesulitan dalam merekrut petugas ad hoc yang berkualitas dan memiliki kapasitas untuk melaksanakan tugas dengan baik menjadi tantangan tersendiri.

Beban Kerja yang Tinggi, yaitu Petugas KPPS sering kali harus bekerja dalam durasi yang panjang, hingga 20-24 jam pada hari pemungutan suara, yang dapat mengakibatkan kelelahan fisik dan menurunkan kualitas pelayanan.

  • Masalah Administratif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun