Mohon tunggu...
Fajar Hidayat
Fajar Hidayat Mohon Tunggu... karyawan swasta -

ku harapkan ketetapan dalam hatiku sebuah kalimat yang kekal abadi,,dan menjadi penguat dalam hidup dan matiku " laaillaha ilallah ",.., ku tak ingin d'kenal bukan karena aku fajar..tapi karena ini aku,..,

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Apalah Ini..

21 Oktober 2010   09:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:14 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

kemarin aku
sendirian dan sunyi tanpa seseorang,sebengis kematian. dan kemarin
diriku tak bisa di sebut apa apa dan tak bersuara, dalam gulitanya
malam..hari ini aku “terwujud dari sebuah nyanyian yang halus.dan ini
berlangsung dalam kurun hatiku yang tak tentu kapan akan berakhir,, yang
ada hanya sepatah kata,, se……berkas kegelapan dan kekecewaan..hingga
berakhir pada perpisahan
purnama itu hilang. yang tersisa hanya kepingan
wajah indah nan jauh,, tak sanggup ku gapai hanya karena manisnya sebuah
perkataan darinya membuat diriku berkhayal “tak mungkin ku dapatkan”..
dan aku hnya bisa terdiam terpaku melihatnya dari jauh meninggalkan diri

ku tuk selamanya…

termenung meratapi bulan yg bersinar… ku pun berfikir,mengapa kehidupan ini seperti sang bulan..
kadang ceria bercahaya,kadang pula berwarna kelabu tertutup awan hitam..
tp mungkin ku hanya bisa seperti bulan yg tertutup awan hitam.. ku selalu dirundung kesedihan..:(
dan ini pula yg terjadi malam ini..
kegelisahan ku menyeruak…
apakah na ni cinta sejati ku tak dapat ku raih lagi?…

jika demikian ku ikhlas,mungkin ini hidayah dari ALLAH,karna ku percaya
bahwa cinta yg tulus adalah mampu melepaskan seseorang yang dicintai
pergi bersama orang lain agar ia bahagia..

Aku tak dapat berhenti & berkata bosan untuk urusan ikhlas atupun usaha untuk selalu sabar, meskipun...semua itu tak mudah. Namun jika kita mau meneliti lebih jauh lagi, coba kita lihat, tak ada yang berpengaruh besar dalam hidup ini melainkan dari aspek inti hidup ini. Yakni menurutku adalah Kejujuran, Cinta, Pengertian, Keikhlasan, dan Sabar. Hal yang demikian berperan utuh sebagai landasan atupun penghujung untuk sebuah alasan. Bahkan berbagi alasan. Aku tak ingin bermain – main dengan hal yang tak perlu dalam hidupku sendiri. Bagiku menjalankan dengan apa yang aku mau, dan dapat menjadi diriku sendiri itu adalah satu kejujuran yang membuat aku merasa nyaman. Dan itu bernilai mahal.

Jika saja jujur itu sakit...itulah pernyataan yang real, tapi untuk apa? Buat apa?

kita yang sekarang mengamankan pribadi dalam kedustaan sekalipun itu berdampak bahagia? Hmm.., itu bukan aku, bukan hatiku, dan bukan diriku. Tapi jika untuk urusan menjaga hati dan perasaan mungkin di sinilah kita membutuhkan rasa pengertian yang sabar, yang ikhlas. Yah, kita memang perlu memahamai sejuah mana kita mampu mengetahui dari inti hidup ini, dan setelahnya baru kita bisa tuk menjalani. Karena bagiku berbuat tanpa berfikir dan mengerti, itu sama saja dengan melakukan kebodohan, kekonyolan di luar logika yangtak berperasa, dan hanya mementingkan hawa nafsu saja. Setuju denganku?

Lalu soal cinta,

untukku sendiri CINTA itu ibarat pasir, aku tak ingin menggenggam pasir itu terlalu erat dan kuat, karena itu bisa melepaskan butiran – butiran pasir itu dari tanganku tanpa sepengetahuanku, aku masih berusaha belajar untuk mengokohkan tulang sikuku, karena dengan begitu, aku dapat bertahan, menguatkan otot sikuku untuk meletakkan pasir itu di telapak tanganku,agar ia tak tumpah atupun lepas dari tanganku, yah meski pun terkadang tak utuh seperti semula ketika aku menjimpitkannya dari tanganku. Hmm.... Mungkinkah ini juga dikatakan filosofi tentang sebuah ketulusan dalam mencintai? atau kepercayaan yang penuh..? Atau sikap sabar dari hati yang membutuhkan dari pengertian itu sendiri? Entahlah..., toh semua pendapat akan berbeda satu denganyang lainnya, mari coba kita pahami kembali. Karena tak satupun jiwa maupun hati yang nyaman karena keterpaksaan. Aku yakin akan hal itu.

Serpihan hatiku bertahan pada biasan hidup yang terkadang hambar

ku nanti dengan segala upayaku dari dasar atupun ujung semua alasan ini

tersimpan berjuta luka karena kepupusan, keputus asaan,

namun hanya akan menjadi orang yang lemah jika selalu meratapi tanpa memperbaiki

bertahan dengan harapan yang indah …

ku tuturkan lembut dan penuh rasa rendah hati pada Sang Penghidup jiwa ini,

ku pinta kuat untuk menjadi tempatku menopang dari segala kerapuhanku sabarkan hinaan, cacian, dan makian.. ,

lalu ku ikhlaskan ia menjadi sebuah air mata …

mereka tak mengerti..., tak pahami....,

lirihku tuk tenangkan hati.aku masih belajar untuk tegar....a

ku belajar demi keutuhan sebuah kebersamaan kalian.....

kalian semua.....

karena kalianlah yang mengalaskan dan membuatku menanti ujung dari semuaalasan ini.

maafkan aku,

karena aku hanya mau dengan diriku.

diriku yang apa adanya, yang tetap pada semestinya.semestinya rasa yang masih mau untuk mengerti, mencintai

sepenuh ku memiliki rasa ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun