Mohon tunggu...
Fizasqi As syaikah hasbi
Fizasqi As syaikah hasbi Mohon Tunggu... Mahasiswa - English Education student / content creator / book reviewer

Suka banget sama buku dan suka ngobrolin gaya hidup sehat nih. Kalau kamu mau dengerin tips-tips keren buat atur hidup, mampir deh ke sini. Pasti seru abis!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Social Media Detox: Seni dalam Mengendalikan Teknologi dan Hidup Tenang

14 April 2024   17:50 Diperbarui: 18 April 2024   22:27 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media sosial adalah media digital di mana pengguna dapat berinteraksi, dan berbagi konten secara virtual. Ini merupakan panggung dunia maya di mana individu dapat berkolaborasi, membangun relasi, dan mengekspresikan diri melalui berbagai bentuk seperti melalui teks, video dan gambar. Melalui media sosial, pengguna dapat menemukan komunitas dengan minat yang sama, memperluas jaringan pribadi dan profesional mereka, serta mengikuti perkembangan berita. Ini adalah ruang terbuka yang menghubungkan orang-orang dari berbagai belahan dunia yang memungkinkan adanya pertukaran informasi, ide, dan pengalaman secara global.  

Tetapi, tahukah kamu dalam sebuah data statistik katadata.co.id. Sensus penduduk Indonesia di Tahun 2020, terdapat ada enam generasi yang ikut serta dalam populasi total penduduk indonesia yaitu Pre-boomer berkisar 1.87 persen, baby boomer 11,56 persen, generasi x 21,88 persen, generasi millenial 25,87 persen, generasi z 27,94 persen dan post-gen z 10,88 persen. hasilnya menunjukan mayoritas penduduk indonesia didominasi oleh generasi millenial dan generasi z.

Kedua generasi ini masing-masing menghadapi perubahan dalam beraktivitas yang sama dimana terbiasa dengan kecanggihan teknologi, memungkinkan mereka berinteraksi tanpa harus bertemu secara tatap muka, bekerja lebih efisien, dan mudah mencari informasi. Hanya saja cara mereka berhadapan dengan teknologi mungkin berbeda saat menyikapinya. Tak jarang dari mereka dilema ketika ingin mencari ketenangan tetapi sulit lepas dari ponsel, alasannya adalah kebutuhan pekerjaan, dan takut ketinggalan informasi. Pernahkah Kamu merasakan energi kamu habis hanya karena melihat kehidupan orang lain melalui sosial media?, Misalnya temen-temen kamu pada cuti liburan, udah pada nikah, kerja di perusahaan terkenal, jalan-jalan keluar negri, lah kamu sendiri? Masih disini-sini aja. Kamu pengen berhenti dari hiruk-pikuk media sosial tapi bingung mulai dari mana?, yuk kita bahas tipsnya sama-sama disini.

1.  Tentukan Tujuan

                 

Unplash.com/Ian schneider
Unplash.com/Ian schneider

Dalam menyusun sebuah sistem yang akan membentuk kebiasaan, perlu adanya tujuan. tujuan ini berfungsi sebagai "kompas" ketika kita kehilangan arah dan tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya. Kita masih ada penunjuk arah agar kita tetap berada di jalur yang tepat. Tetapi, tujuan bukanlah untuk dicapai tetapi dituju. Artinya, tujuan bersifat jangka panjang, terwujud atau tidaknya bergantung dengan kebiasaan yang kita bangun dan hal ini bisa kita pecah menjadi subkecil.

Untuk memulai dan berkomitmen untuk melakukan  social media detox, penting untuk menanyakan pertanyaan mendasar kepada dirimu. Seperti:

Apakah kamu melakukannya untuk diri sendiri atau hanya untuk tren semata?

Sejauh ini selain untuk kebutuhan bekerja, seberapa bermanfaatkah sosial media bagimu?

Apa motivasimu untuk tidak takut merasa tertinggal (Fomo)?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun