Mohon tunggu...
fizam danis
fizam danis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bersepeda dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perubahan Perilaku Masyarakat Sosial dalam Aspek Kesehatan dan Lingkungan Pasca Pandemi Covid 19 (Studi Kasus di Kota Malang)

22 Juni 2024   15:30 Diperbarui: 22 Juni 2024   15:40 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Luxy Pujo Sakti dan rekan-rekannya dari Program Magister Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang, pandemi COVID-19 pertama kali terdeteksi di Wuhan, provinsi Hubei, China pada Desember 2019. Pandemi ini telah menyebabkan perubahan besar dalam struktur sosial dan kebiasaan hidup masyarakat di seluruh dunia, termasuk di Kota Malang.

Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis isi yang disajikan secara deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini mencakup berbagai dokumen berupa teks, gambar, simbol, berita, dan artikel surat kabar. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami perubahan sosial yang terjadi setelah pandemi COVID-19 di Kota Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Kota Malang mengalami perubahan signifikan dalam perilaku dan kebiasaan mereka sebagai respons terhadap pandemi. Perubahan tersebut meliputi peningkatan kesadaran akan pentingnya kesehatan dan kebersihan pribadi, seperti penggunaan masker, kepatuhan terhadap protokol kesehatan yang dianjurkan, dan penghindaran kerumunan. Pandemi COVID-19 telah memaksa masyarakat untuk beradaptasi dengan cara hidup baru yang lebih sehat dan berhati-hati, mencerminkan dampak sosial yang mendalam dari krisis kesehatan global ini.         

                

                Teori perubahan fungsional yang dikemukakan oleh Talcott Parsons menggambarkan bahwa perubahan sosial dalam masyarakat dapat dianalogikan dengan pertumbuhan makhluk hidup. Parsons menekankan bahwa masyarakat mengalami proses diferensiasi di mana berbagai subsistem berbeda berkembang berdasarkan struktur dan fungsi mereka dalam kerangka komunitas yang lebih besar Pandemi COVID-19 menjadi studi kasus penting yang menggarisbawahi konsep ini. COVID-19, penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona, muncul pertama kali di Wuhan, China, pada akhir tahun 2019. Virus ini cepat menyebar ke seluruh dunia pada tahun 2020, menyebabkan dampak yang luas dan berdampak signifikan terhadap struktur sosial masyarakat global Virus corona, termasuk COVID-19, menyebabkan infeksi saluran pernapasan dan paru-paru yang dapat berkisar dari gejala ringan seperti flu biasa hingga penyakit parah seperti MERS dan SARS. Gejala awal termasuk demam, sakit tenggorokan, pilek, dan batuk yang parah, sering kali berkembang menjadi pneumonia Penularan virus ini terjadi melalui kontak dekat dengan orang yang terinfeksi, baik melalui cairan pernapasan yang terhirup saat batuk atau bersin, maupun melalui kontak dengan air liur atau tetesan pernapasan Dalam konteks teori Parsons, pandemi COVID-19 mengilustrasikan proses diferensiasi di masyarakat, di mana berbagai subsistem sosial dan ekonomi harus beradaptasi dengan perubahan yang cepat dan mendadak untuk memenuhi tantangan kesehatan masyarakat yang tidak pernah terduga sebelumnya.

             Sejarah juga mencatat adanya epidemi serupa pada masa Rasulullah SAW. Salah satunya adalah Epidemi Duri yang melanda Suriah dan negara-negara sekitarnya. Ibnu Qo'im al-Jawziyyah dalam bukunya 'As-Tibb an-Nabawi' menyebutkan bahwa epidemi ini ditandai oleh pembengkakan parah yang bisa berakibat fatal, menyebabkan rasa haus yang luar biasa dan rasa sakit yang hebat. Tubuh penderita menjadi hitam, hijau, dan abu-abu. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW menyatakan bahwa ketika wabah melanda suatu negara, umat Islam dianjurkan untuk tidak memasuki atau meninggalkan negara tersebut untuk mencegah penyebaran penyakit Penelitian ini menekankan bahwa perubahan sosial akibat pandemi COVID-19 harus dipahami secara mendalam, dengan mempertimbangkan dampak historis dan sosiologisnya.

METODE 

        Metode penelitian yang digunakan untuk menyelidiki topik yang berkaitan dengan judul artikel “Perubahan Perilaku Sosial Aspek Kesehatan dan Lingkungan Pasca Pandemi COVID-19 yang Menimpa Masyarakat (Studi Kasus Kota Malang)” adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini bersifat deskriptif dan bertujuan untuk menarik perhatian terhadap fenomena sosial yang terjadi saat ini Penelitian ini menggunakan survei terstruktur sebagai alat pengumpulan data, dengan sampel yang dipilih secara acak. Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara kuantitatif untuk memberikan gambaran mengenai perubahan perilaku sosial masyarakat di Kota Malang setelah pandemi. Hasil survei diinterpretasikan secara rasional untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang karakteristik variabel yang diteliti Metode deskriptif ini digunakan untuk menyajikan fakta-fakta yang ditemukan selama penelitian secara sistematis dan terperinci. Analisis kuantitatif dilakukan berdasarkan persentase hasil survei untuk menggambarkan bagaimana pandemi COVID-19 telah mempengaruhi perilaku kesehatan dan kesadaran lingkungan masyarakat di Kota Malang. Dengan demikian, penelitian ini memberikan wawasan yang komprehensif mengenai perubahan sosial yang terjadi dan implikasinya terhadap kesehatan dan lingkungan pasca pandemi.

HASIL 

Perubahan Nilai dan Norma di Masyarakat COVID-19 bukanlah virus yang selalu mematikan; banyak orang yang terinfeksi dapat pulih dalam beberapa minggu, dan sebagian besar mengalami gejala ringan atau tanpa gejala. Namun, virus ini sangat berbahaya bagi individu dengan kondisi medis serius seperti penyakit jantung, diabetes, asma, atau penyakit lainnya, serta bagi kelompok rentan seperti orang tua dan anak-anak. Pandemi COVID-19 telah membawa perubahan besar dalam kehidupan sosial masyarakat, terutama dalam nilai dan norma. Sebelum pandemi, nilai dan norma sosial seperti komunikasi yang sopan dan baik sudah tertanam kuat di masyarakat. Namun, pandemi mengubah cara masyarakat berinteraksi, mengharuskan penerapan protokol kesehatan seperti menjaga jarak fisik, penggunaan masker, dan penghindaran kerumunan, yang semuanya berdampak pada dinamika sosial dan cara kita berkomunikasi serta berinteraksi satu sama lain.membuat orang lebih enggan menyampaikan pesan yang tidak mendesak secara langsung Pandemi ini juga menciptakan pola pikir baru, mendorong masyarakat untuk menjaga jarak, menghindari kerumunan, mengurangi pergerakan, dan menghindari sentuhan fisik. Banyak orang yang harus beradaptasi dengan perubahan ini, yang mengurangi interaksi langsung. Masyarakat harus menyesuaikan diri dengan pandemi sambil tetap menjalankan aktivitas sehari-hari dengan mematuhi protokol kesehatan untuk menghindari penularan virus Aktivitas normal kini banyak dilakukan secara virtual, menjadikan teknologi sangat penting bagi semua usia, dari anak-anak hingga orang dewasa dan lansia. Pandemi telah mengubah kebiasaan masyarakat, dengan banyak kegiatan seperti belanja kebutuhan pokok, pendidikan, dan pekerjaan dilakukan secara online. Secara keseluruhan, pandemi COVID-19 telah menyebabkan perubahan signifikan dalam nilai dan norma masyarakat, memaksa mereka untuk menyesuaikan diri dengan realitas baru demi menjaga kesehatan dan keselamatan bersama.

Perubahan perilaku masyarakat akibat pandemi yang sedang terjadi merupakan sesuatu yang tidak diinginkan oleh banyak orang. Pandemi ini telah mengubah perspektif masyarakat serta cara mereka berinteraksi dengan orang lain. Masyarakat dipaksa untuk mengadaptasi perilaku baru terhadap sesama, dimana aturan untuk mengikuti pedoman hidup sehat dalam setiap aktivitas menjadi suatu keharusan yang menekan bagi sebagian individu Terdapat banyak orang yang menolak perubahan tersebut, yang terlihat dari perilaku sehari-hari yang tidak mematuhi protokol kesehatan, sering kali karena menganggap bahwa keberadaan virus COVID-19 hanyalah ilusi atau tidak nyata. Memikirkan tentang orang-orang yang tidak percaya akan adanya virus COVID-19, maka keberadaan virus tersebut harus membuat kita benar-benar mengubah cara berpikir, karena tanpa mengikuti protokol kesehatan, risiko penularan virus ini akan semakin tinggi.

Perilaku masyarakat seperti menerapkan 5M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas) harus menjadi tanggung jawab setiap individu untuk mencegah penyebaran virus dan melindungi orang lain dari penularan. Pasca pandemi COVID-19, masyarakat juga mengalami perubahan perilaku signifikan, terutama dalam hal perhatian terhadap kesehatan pribadi. Banyak individu kini lebih peduli terhadap peningkatan daya tahan tubuh melalui olahraga, konsumsi makanan sehat, dan suplemen vitamin Selain itu, banyak orang menjadi lebih enggan untuk bertemu atau berinteraksi langsung dengan orang lain, yang mengakibatkan penurunan kemampuan sosialisasi. Penurunan mobilitas juga berarti bahwa rutinitas sehari-hari tidak dapat dijalankan seperti sebelum pandemi, yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi banyak individu. Kebiasaan masyarakat saat ini juga sangat dipengaruhi oleh penggunaan masker dan produk pembersih seperti hand sanitizer dan disinfektan, yang kini menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun