3)Landasan Motivasi: Menjadi motivator bagi anggota dalam menjalankan aktivitas organisasi yang selaras dengan prinsip-prinsip keislaman dan kemanusiaan.
NDP juga berperan sebagai instrumen untuk membentuk pribadi yang bertaqwa, berbudi luhur, berilmu, dan cakap dalam mengamalkan ilmunya, serta berkomitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.
Aspek Keindonesiaan
PMII memiliki komitmen kuat terhadap nilai-nilai kebangsaan, yang diartikulasikan melalui upaya untuk mengintegrasikan semangat keislaman dengan nasionalisme. Aspek keindonesiaan dalam PMII diwujudkan dalam penerapan Pancasila sebagai asas organisasi, yang menjadikan PMII sebagai organisasi yang berlandaskan pada prinsip-prinsip kebhinekaan dan persatuan.
PMII berperan aktif dalam gerakan pemuda yang sejalan dengan semangat Sumpah Pemuda 1928 dan perjuangan kemerdekaan. Organisasi ini turut berkontribusi dalam perubahan sosial dan politik di berbagai era, mulai dari Orde Lama, Orde Baru, hingga era Reformasi. Peran PMII dalam mendorong perubahan konstitusional dan penegakan nilai-nilai demokrasi mencerminkan komitmennya terhadap pembangunan bangsa dan kesejahteraan masyarakat.
Pergerakan Mahasiswa dan Keislaman
PMII sebagai organisasi mahasiswa berupaya untuk menggabungkan semangat akademis dan keislaman dalam setiap aktivitasnya. Sejarah pergerakan mahasiswa di Indonesia menunjukkan peran strategis PMII dalam berbagai aksi sosial dan politik, serta kontribusinya dalam merespons isu-isu nasional yang relevan dengan kebutuhan mahasiswa dan masyarakat.
Keislaman dalam PMII diwujudkan melalui pemahaman dan penerapan Aswaja sebagai manhajul fikr (metode berpikir) dan manhajul harakah (metode gerakan). Aswaja, yang mencakup aqidah mengikuti Abu Hasan Al-Asy'ari dan Abu Mansur Al-Maturidi, fiqh mengikuti empat madzhab besar (Hanafi, Maliki, Syafii, Hambali), dan tasawuf mengikuti Imam Ghazali dan Junaid Al-Baghdadi, menjadi pedoman dalam aktivitas keagamaan PMII. Koridor argumentasi Aswaja—tawazun (proporsional), tasamuh (toleran), tawasut (moderat), dan taadul (integral)—menjadi prinsip dalam menyikapi berbagai isu keagamaan dan sosial (Junaidi, Surahmi, & Romli, 2022).
Paradigma PMII
Paradigma PMII mencakup tiga aspek utama: dzikir (pengingat kepada Allah), fikir (pemikiran), dan amal soleh (perbuatan baik), yang diintegrasikan dalam setiap aktivitas organisasi. Paradigma ini berfungsi untuk membentuk karakter anggota yang seimbang dalam spiritualitas, intelektualitas, dan aksi sosial (Wasi’ & Erawati, 2019).
Keindonesiaan dalam PMII tercermin dari upaya organisasi dalam mendukung semangat nasionalisme, pengembangan demokrasi, dan pembangunan sosial-ekonomi. PMII berperan dalam merespons tantangan-tantangan kontemporer, termasuk isu-isu politik, sosial, dan budaya, dengan tetap berpegang pada prinsip-prinsip Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. PMII memandang pentingnya pemahaman tentang berbagai ideologi dunia untuk memperkuat argumentasi dan posisi dalam berbagai diskusi ideologis. Pemahaman tentang sejarah dan perkembangan ideologi-ideologi besar seperti liberalisme, sosialisme, komunisme, dan kapitalisme memberikan wawasan kritis bagi anggota dalam merumuskan strategi gerakan yang sesuai dengan konteks nasional dan global.